"Tok, ini sudah jam enam seperempat!" Tiba-tiba Ibu sudah berdiri di depan pintu kamar.
"Bu, kepala Itok pusing. Kenapa, ya?" keluh Itok lirih.
"Kamu sakit, ya?" Ibu mendekati Itok dan memegang dahinya.
"Tidak panas!" gumam Ibu.
"Tapi rasanya pusing sekali, Bu," bantah Itok.
Ibu menatap Itok dengan curiga. Namun akhirnya ia berkata, "Ya sudah. Kalau sakit, tidak usah masuk sekolah dulu. Nanti Ibu buatkan surat izin. Sekarang istirahat saja. Kalau sampai nanti sore tidak sembuh, kita ke dokter."
Yes! Itok bersorak dalam hati. Masalah selesai. Hanya dengan sedikit bersandiwara, ia terbebas dari hukuman Pak Seno.
Ternyata asyik juga bisa bolos sekolah. Seharian itu Itok menghabiskan waktu dengan tiduran. Kalau ibunya sedang tidak ada, diam-diam Itok melanjutkan membaca komiknya.
Sorenya Itok masih berbaring di tempat tidur ketika didengarnya suara Hanan, sepupunya, sedang bercakap di luar dengan ibunya.
"lya, Bu'de. Saya mau ngajak Mas Itok renang bareng teman-teman. Habis itu kami mau makan-makan. Saya yang traktir. Kemarin, kan, saya ulang tahun," kata Hanan.
"Wah, asyik sekali! Selamat ulang tahun, ya! Tapi, sayangnya Mas Itok baru sakit. Jadi nggak bisa ikut," Itok mendengar jawaban ibunya.
Baca Juga: Cerpen Anak: Harta Karun Datuk #MendongenguntukCerdas
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR