Itok memandang Bayu. "Tiap anak dikasih satu?" tanyanya kurang yakin.
"lya. Tuh, lihat saja! Tempat sampah masih penuh dengan bungkus es krim. Kamu rugi deh, nggak masuk kemarin!" ujar Bayu bersemangat.
Cerita Bayu itu membuat Itok tidak bisa konsentrasi di kelas.
"Ah, coba kemarin aku nggak bolos. Coba kemarin aku nggak pura-pura sakit," sesalnya.
Jam terakhir adalah pelajaran matematika. Itok mengambil buku PR di dalam tasnya. "Kemarin gimana, Ded? Udah dicocokkan semua PR-nya?" tanya Itok pada Dedi yang duduk di sebelahnya.
"Hah? O iya, kamu kemarin nggak masuk, ya? Kemarin, kan, Pak Seno nggak ada, Katanya ada rapat persiapan buat olimpiade matematika tingkat provinsi. Jadi, PR-nya belum diperiksa. Terus jam matematika dikosongkan. Sebagai gantinya, anak-anak diajak nonton film tentang Einstein di aula. Asyik banget filmnya!"
Ooooh,.. Itok menyangga kepalanya dengan kedua tangannya di belakang kepala. Kali ini ia benar-benar gondok. Kemarin, kan, ia pura-pura sakit dan bolos sekolah, hanya untuk menghindari Pak Seno. Eh, ternyata Pak Seno malah tidak masuk juga.
Aduuuh! Kini Itok merasa pusing betulan memikirkan kerugiannya. Tidak ikut renang, tidak ikut makan-makan ditraktir Hanan, tidak dapat es krim... dan tidak ikutan nonton film bareng.
"Padahal aku, kan, cuma bolos sehari. Kenapa jadi ketinggalan banyak hal yang menyenangkan?" sesalnya. "Pokoknya aku kapok! Kapok! Kapoook!" jerit Itok dalam hati.
#MendongenguntukCerdas
Baca Juga: 3 Tokoh Bertubuh Mungil dalam Dongeng, Ada yang Ukurannya Sebesar Ibu Jari! #MendongenguntukCerdas
Tonton video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR