Awalnya, perempuan dilarang menjadi penari barongsai karena atraksi yang sangat berbahaya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, perempuan boleh ikut membawakan tarian barongsai.
Gaya Tarian Barongsai
Gaya tarian barongsai tiap daerah berbeda, lo! Barongsai telah menyebar ke seluruh dunia dan berkembang sesuai dengan budaya daerah masing-masing.
Di Indonesia, penari barongsai mengenakan mantel bulu besar dengan kepala besar.
Barongsai salju putih dan hijau melambangkan wilayah Tibet. Sementara di Provinsi Fujian, ada barongsai hijau.
Dilansir dari Kompas.com, barongsai di Tiongkok terbagi menjadi gaya barongsai utara dan gaya selatan.
Barongsai utara dibawakan dengan seni bela diri tradisional, yaitu kungfu. Tarian singa utara ini lebih mirip dengan gerakan senam, termasuk berguling, bergulat, melompat, dan memanjat.
Sedangkan barongsai bagian Tiongkok selatan kurang menunjukkan gerakan kung fu, melainkan menirukan gerakan asli singa, seperti mencakar, menggoyangkan tubuh, dan menjilati bulu.
Adapun kini, tarian barongsai bukan lagi menjadi pertunjukan yang paling ditunggu saat Imlek.
Nah, itulah penjelasan asal usul barongsai yang ternyata inspirasinya bukan berasal dari Tiongkok.
Jika saja dahulu para sultan tidak memberi hadiah singa ke kaisar Tiongkok, pasti tarian barongsai tidak akan pernah ada, ya, teman-teman.
(Penulis : Diva Lufiana Putri / Niken Bestari)
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR