Bobo.id - Tarian barongsai adalah pertunjukan yang selalu kita tunggu saat Imlek
Barongsai yang juga disebut lion dance merupakan salah satu budaya Tionghoa sejak zaman dahulu.
Barongsai adalah salah satu jenis tarian tradisional Tiongkok yang diperkenalkan di Indonesia pada abad ke-19.
Tarian ini biasanya dilakukan oleh sekelompok laki-laki yang mengenakan pakaian tradisional Tiongkok yang disebut barongsai.
Properti tarian barongsai terdiri dari rompi berwarna merah dengan hiasan emas dan perak serta topeng leon yang menutupi kepala dan wajah.
Barongsai juga dikenal sebagai tarian singa yang dipercaya dapat mengusir roh jahat dan memberikan keberuntungan.
Dalam acara-acara perayaan seperti Imlek, tarian ini sering dipertunjukkan sebagai bagian dari upacara tradisional.
Selain itu, barongsai juga sering dipertunjukkan dalam acara-acara hiburan seperti pesta pernikahan atau pameran seni.
Meski begitu, ternyata barongsai tidak benar-benar berasal dari Tiongkok, lo!
Sebab, di Tiongkok tidak pernah ada singa yang hidup di sana. Secara alami dan historis singa tidak pernah menghuni China daratan.
Lalu dari mana seni tarian singa barongsai ini berasal?
Baca Juga: Sering Ada di Perayaan Imlek, Ini Sejarah dan Arti Warna Barongsai
Sejarah Barongsai
Singa baru masuk dalam budaya Tiongkok pada masa Dinasti Han (202 SM-220 M).
Saat itu, utusan penguasa Persia dan Asia Tengah memberi kaisar Tiongkok berupa hewan singa untuk peliharaan.
Pemberian singa itu adalah bentuk hadiah pembukaan Jalur Sutra yang menghubungkan Tiongkok dengan Eropa.
Karena menjadi hewan peliharaan kesayangan sang kaisar, singa pun menjadi hewan populer di seluruh Tiongkok.
Bahkan singa muncul dalam mitologi Buddha yang mulai menyebar pada akhir Dinasti Han.
Adapun menurut catatan sejarah, barongsai sudah ada sejak seribu tahun lalu.
Catatan periode Tiga Kerajaan (220-289 M) menggambarkan, orang-orang masa itu mengenakan kostum singa mirip barongsai dalam perayaan Buddha.
Selain itu, pada masa Dinasti Tang (618–907 M), tarian barongsai menjadi pesta istana.
Perlahan, barongsai pun mulai menyebar ke seluruh daratan Tiongkok bahkan dunia, seiring dengan berkembangnya masyarakat Tiongkok di seluruh dunia.
Menjadi pertunjukan dengan banyak atraksi cukup menantang, awalnya tarian barongsai ini hanya dibawakan laki-laki.
Baca Juga: Perbedaan Liong dan Barongsai Serta Maknanya dalam Perayaan Imlek
Awalnya, perempuan dilarang menjadi penari barongsai karena atraksi yang sangat berbahaya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, perempuan boleh ikut membawakan tarian barongsai.
Gaya Tarian Barongsai
Gaya tarian barongsai tiap daerah berbeda, lo! Barongsai telah menyebar ke seluruh dunia dan berkembang sesuai dengan budaya daerah masing-masing.
Di Indonesia, penari barongsai mengenakan mantel bulu besar dengan kepala besar.
Barongsai salju putih dan hijau melambangkan wilayah Tibet. Sementara di Provinsi Fujian, ada barongsai hijau.
Dilansir dari Kompas.com, barongsai di Tiongkok terbagi menjadi gaya barongsai utara dan gaya selatan.
Barongsai utara dibawakan dengan seni bela diri tradisional, yaitu kungfu. Tarian singa utara ini lebih mirip dengan gerakan senam, termasuk berguling, bergulat, melompat, dan memanjat.
Sedangkan barongsai bagian Tiongkok selatan kurang menunjukkan gerakan kung fu, melainkan menirukan gerakan asli singa, seperti mencakar, menggoyangkan tubuh, dan menjilati bulu.
Adapun kini, tarian barongsai bukan lagi menjadi pertunjukan yang paling ditunggu saat Imlek.
Nah, itulah penjelasan asal usul barongsai yang ternyata inspirasinya bukan berasal dari Tiongkok.
Jika saja dahulu para sultan tidak memberi hadiah singa ke kaisar Tiongkok, pasti tarian barongsai tidak akan pernah ada, ya, teman-teman.
(Penulis : Diva Lufiana Putri / Niken Bestari)
Baca Juga: Tari Naga, Kesenian Khas Tionghoa Selain Barongsai
----
Kuis! |
Pada abad ke berapa tarian barongsai diperkenalkan ke Indonesia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR