Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu membaca cerita legenda atau dongeng?
Legenda atau dongeng termasuk ke dalam kelompok cerita fiksi, yang dikarang berdasarkan khayalan pengarang dan belum tentu kebenarannya.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, fiksi berarti rekaan, khayalan, dan tidak berdasarkan kenyataan.
Salah satu ciri dari cerita fiksi yaitu bersifat naratif, yang artinya bersifat menguraikan (menjelaskan dan sebagainya).
Pada pelajaran tematik kelas 4 SD tema 8, kita harus menyebutkan ciri-ciri dari cerita fiksi.
Cari kunci jawaban pertanyaan tersebut dari penjelasan berikut ini, yuk!
Ciri-Ciri Cerita Fiksi
1. Berdasarkan Ide Imajinasi Pengarang
Imajinasi berarti daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan) kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang, atau khayalan.
Namun, imajinasi tidak selalu harus merupakan kejadian yang benar-benar terjadi, karena itu bergantung pada kreativitas pemikiran masing-masing pengarang.
Kebanyakan cerita fiksi tidak bisa dinikmati dengan logika atau nalar, karena hanya berupa khayalan bebas pengarang.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 7, Cara Menciptakan Keamanan di Sekolah
Oleh karena itu, cerita fiksi sebaiknya dibaca sebagai bentuk hiburan, meskipun di dalamnya terdapat ajaran-ajaran moral yang dapat dicontoh.
2. Bertujuan untuk Menghibur
Cerita fiksi biasanya dibuat untuk menghibur pembacanya, karena bersifat naratif yaitu menguraikan rangkaian kejadian yang dibuat menarik.
Misalnya, cerita dongeng anak-anak akan dibuat dengan menarik agar anak-anak dapat membaca dan mendengarkannya dengan menyenangkan.
3. Menggunakan Bahasa Komunikatif dan Sugestif
Penggunaan bahasa komunikatif untuk membuat karangan cerita fiksi bertujuan untuk memudahkan pemahaman pembaca.
Selain itu, bahasa komunikatif juga memudahkan pembaca ikut merasakan kondisi tokoh dalam cerita, agar cerita fiksi mudah dinikmati.
Bahasa yang digunakan dalam cerita fiksi juga bersifat sugestif, atau dapat membangkitkan ide atau citra dalam pikiran.
Diharapkan, cerita fiksi dapat memberikan ide kreativitas seseorang untuk membuat karya lainnya.
Untuk membedakannya dengan karya tulis ilmiah, penulis atau pengarang cerita fiksi bebas menggunakan bahasa yang tidak baku untuk karya fiksinya.
Ini dilakukan agar semua orang dari latar belakang dan usia yang berbeda dapat memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati cerita.
Baca Juga: Mengapa Ki Hajar Dewantara disebut Bapak Pendidikan Indonesia? Materi Kelas 4 SD
4. Menggunakan Emosi dan Perasaan
Cerita fiksi hanya dapat dinikmati dengan perasaan dan emosi, bukan penalaran dan logika.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, cerita fiksi dibuat untuk menghibur, mengajak pembaca mengenal kehidupan tokoh di dalamnya, dan menikmati isi cerita.
Selain itu, biasanya pengarang akan memberikan majas atau gaya bahasa yang dapat menyentuh perasaan dan emosi pembacanya.
5. Memiliki Pesan Moral
Dibandingkan karya sastra lainnya, cerita fiksi umumnya mengandung pesan moral yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Misalnya, dalam dongeng anak-anak, terdapat nilai-nilai moral yang ingin diajarkan kepada anak-anak agar dapat mengembangkan sikap baik dan sopan.
----
Kuis! |
Apa arti cerita fiksi bersifat naratif? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR