Penyebab pertama dari krisis moneter adalah menurunnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Masalah ini sudah terlihat justru sejak pertengahan tahun 1997, atau tepatnya pada bulan Agustus.
Terlebih cadangan devisa negara tidak mampu menangani menurunnya nilai rupiah.
Pada saat itu, nilai rata-rata rupiah adalah Rp 2.450 per dolar AS. Namun nilai itu berubah menjadi Rp 13.513 per dolar AS pada akhir Januari 1998.
Perubahan yang drastis itu membuat perekonomian Indonesia menjadi kacau.
Namun pada bulan Mei 1998 nilai rupiah sempat membaik yaitu menjadi Rp 8000 per dolar AS.
2. Adanya Hutang Luar Negeri yang Besar
Masalah lain yang menjadi penyebab krisis moneter adalah adanya hutang luar negeri yang besar.
Hutan ini terjadi di sektor suasa dengan nominal pada Maret 1998 mencapai 138 miliar dolar AS.
Dari semua hutang itu lebih dari setengahnya, yaitu 72,5 miliar dolar AS adalah hutan swasta dengan bunga yang besar.
Bahkan dua pertiga hutang tersebut bersifat jangka pendek dan harus dibayarkan pada tahun 1998.
Baca Juga: Apa Perbedaan Pemerintahan Orde Lama dan Orde Baru? Ini Penjelasannya
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | gramedia.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR