Bobo.id - Banyak daerah di Indonesia yang masih saja diguyur hujan hingga kini. Hal ini mengakibatkan bencana banjir di sejumlah wilayah.
Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir atau pinggiran sungai tentu sudah harus waspada jika terjadi banjir sewaktu-waktu.
Hal ini dilakukan agar masyarakat bisa siap menghadapi berbagai dampak banjir, seperti rusaknya lahan pertanian dan kesulitan air bersih.
Tak hanya itu, selama banjir menggenang akan banyak penyakit muncul. Bahkan, setelah surut masalah kesehatan itu masih belum selesai.
Salah satu penyakit penyerta banjir yang kini banyak menjadi perbincangan di tengah masyarakat adalah penyakit Leptospirosis.
Sepanjang berjalannya tahun 2023 ini, sudah ada 249 orang terjangkit penyakit Leptospirosis di Jawa Timur.
Apa Itu Leptospirosis?
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang hidup selama beberapa tahun di ginjal.
Bakteri ini ini bisa menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti pada tikus, sapi, anjing, dan juga babi.
Bakteri Leptospira ini dapat sewaktu-waktu bersama urine hewan sehingga dapat mengontaminasi air dan tanah lingkungan sekitar kita.
Nah, bakteri yang sudah mengontaminasi air dan tanah ini bisa bertahan selama beberapa bulan hingga tahunan, teman-teman.
Baca Juga: Bagaimana Proses Pembuatan Yoghurt dengan Bakteri Lactobacillus Bulgaricus?
Lalu bagaimana bakteri itu bisa menular ke manusia, Bo?
Penularan bakteri Leptospira ke manusia ini bisa terjadi karena adanya kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri.
Selain itu, penularan juga bisa terjadi ketika kulit kontak dengan air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri.
Hal inilah yang dimaksud dengan penyakit penyerta banjir. Sebab, air banjir yang kotor bisa saja sudah terkontaminasi urine hewan.
Bakteri ini umumnya masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka. Namun, bisa juga masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.
Penyakit ini banyak ditemui di negara tropis seperti Indonesia. Hal ini karena iklim yang panas dan lembap bisa membuat bakteri bertahan lama.
Gejala Leptospirosis
Penyakit ini umumnya memunculkan gejala setelah 1-2 minggu terpapar bakteri. Namun, pada beberapa kasus gejalanya tidak muncul.
Gejala Leptospirosis sangat bervariasi pada setiap pasien dan awalnya sering dianggap sebagai penyakit yang biasa terjadi, seperti flu.
Berikut ini beberapa gejala penyakit Leptospirosis yang dapat dirasakan oleh pasien yang terjangkit bakteri, antara lain:
- Demam mendadak
Baca Juga: Tak Perlu Pakai Mesin Cuci, Ini Cara Bersihkan Bantal yang Bau dan Kotor
- Lemah dan lesu
- Mata merah
- Kekuningan pada kulit
- Sakit kepala
- Nyeri otot betis
- Bintik-bintik merah di kulit
Gejala ini biasanya akan hilang dalam waktu satu minggu. Namun, ada juga yang mengalaminya lebih lama hingga menimbulkan penyakit baru.
Ketika mengalami gejala Leptospirosis lebih parah seperti penyakit kuning, sulit buang air kecil, hingga sesak napas, sebaiknya segera hubungi dokter.
Hal ini perlu dilakukan agar kamu mendapatkan pengobatan dan perawatan yang tepat supaya tidak bertambah parah.
Cara Mencegah Leptospirosis
Setelah mengetahui berbagai gejala yang ditimbulkan ketika terpapar bakteri Leptospirosis, maka kita perlu tahu pencegahannya.
Baca Juga: Banyak Orang Menyukainya, Mengapa Hujan Mengeluarkan Aroma Khas? Ini Faktanya
Beberapa pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain:
- Mengenakan pelindung saat berada di area berisiko
- Tidak berendam atau berenang saat banjir
- Mengonsumsi air minum yang sudah terjamin kebersihannya
- Mencuci buah dan sayuran dengan air bersih sebelum mengolahnya
- Memastikan lingkungan rumah bebas dari tikus
- Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas
Nah, itulah informasi lengkap tentang penyakit Leptospirosis yang rawan terjadi saat banjir. Tetap jaga kesehatan di mana pun kamu berada, ya.
----
Kuis! |
Apa saja hewan yang dapat menularkan Leptospirosis? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Kementerian Kesehatan |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR