Hal ini mengakibatkan perpindahan ke kulit atom yang lebih luar. Hal inilah yang kemudian menyebabkan atom berstatus tidak stabil.
Sebagai reaksinya, maka atom akan kembali ke kondisi stabil dengan mengembalikan elektron tersebut ke kulit atom semula.
Energi yang dihasilkan pada proses reaksi ini kemudian akan menghasilkan warna yang indah dan disebut sebagai aurora.
Memancarakan Warna yang Tidak Sama
Meskipun warna-warna yang dihasilkan sangat indah, aurora ternyata memancarakan warna yang tidak sama, lo.
Dilansir dari Exploratorium, warna yang dihasilkan oleh aurora ditentukan oleh gas yang berada di atmosfer Bumi, serta ketinggiannya.
Sebagai contoh, apabila kandungan atom oksigen di udara lebih besar, maka warna yang dihasilkan akan hijau atau kemerahan.
Sementara itu, apabila kandungan atom nitrogennya lebih besar, maka warna aurora akan menjadi oranye atau kemerahan.
Jika beruntung, teman-teman juga bisa melihat aurora dengan warna biru yang dipadukan dengan warna ungu. Cantik sekali, bukan?
Sayangnya, aurora ini tidak bisa dilihat di semua wilayah, termasuk Indonesia. Kita harus terbang jauh untuk melihat fenomena ini.
Jika teman-teman ingin menikmati aurora borealis, maka kita bisa mengunjungi Swedia, Islandia, Norwegia, dan Finlandia.
Baca Juga: Dikenal Sebagai Fenomena Langit yang Cantik, Ternyata Aurora Justru Bisa Merugikan Manusia, Kenapa?
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Live Science,Exploratorium,Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR