Bobo.id - Gas karbon dioksida yang berbahaya bagi makhluk hidup di Bumi berasal dari beberapa aktivitas manusia.
Adapun contoh kegiatan manusia yang menyebabkan terciptanya gas karbon dioksida di udara yaitu pembakaran lahan dan penggunaan bahan bakar fosil.
Karbon dioksida tersebar di udara, dengan nama ilmiah CO2, merupakan senyawa kimia yang terdiri dari satu karbon dan dua atom oksigen.
Meski tidak memiliki warna atau bau, gas karbon dioksida dapat membahayakan makhluk hidup dan alam sekitarnya.
Salah satu bagian dari alam yang dapat merasakan dampak buruk gas karbon dioksida yaitu lautan.
Dilansir dari National Geographic, kelebihan karbon dioksida memiliki efek bagi lautan berupa pengasaman laut dan membahayakan hewan laut.
Apa yang dimaksud dengan pengasaman laut? Yuk, cari tahu fakta pentingnya bersama Bobo dari artikel berikut ini!
Pengasaman Laut
Menurut para ilmuwan, semakin hari lautan tumbuh lebih asam daripada sebelumnya.
Perubahan tingkat keasaman (pH) di lautan dapat memberikan dampak bahaya bagi kehidupan di laut, seperti hewan laut dan tumbuhan laut.
Baca Juga: Sering Muncul saat Erupsi Gunung Api, Bagaimana Hujan Abu Terbentuk?
Pengasaman laut menjadi masalah utama bagi karang, tiram, dan hewan bercangkang di lautan.
Sebab, semakin rendah tingkat keasaman laut, akan melemahkan hewan-hewan tersebut secara perlahan.
Hal ini sama berbahayanya dengan cara hujan asam merusak batu dan kapur yang tersedia di daratan.
Hujan asam adalah hujan air yang memiliki pH rendah, namun air tersebut bersifat asam yang korosif, atau mengikis partikel lain.
Ketika hujan asam terjadi, pH di perairan di Bumi, seperti danau, sungai, dan lahan basah akan semakin asam.
Sebagai pengingat, semakin kecil nilai pH suatu larutan, maka akan semakin asam larutan tersebut.
Suatu larutan atau cairan disebut bersifat asam jika larutan tersebut mengandung ion H+ yang memiliki tingkat keasaman (pH) di bawah 7.
Karbon Dioksida Memengaruhi Keasaman Laut
Lantas, bagaimana karbon dioksida dapat menyebabkan pengasaman laut?
Menurut Joanie Kleypas, seorang ahli ekologi dan geologi lautan menjelaskan bahwa lautan selalu menyerap dan mengeluarkan karbon dioksida dari atmosfer.
Namun, proses pertukaran gas karbon dioksida yang terjadi antara lautan dan atmosfer umumnya berlaku selama ribuan hingga puluhan ribu tahun.
Baca Juga: Cuaca sedang Panas Akhir-Akhir Ini, Apakah Pengaruh dari Erupsi Gunung Berapi?
Sama seperti ketika membuat minuman bersoda, gas karbon dioksida akan dimasukkan ke dalam larutan sebelum kemudian ditutup dengan rapat.
Gas karbon dioksida kemudian akan bergabung dengan cairan membentuk minuman bersoda yang bisa menghasilkan gelembung.
Ini juga terjadi pada lautan, teman-teman, yang mendapatkan gas karbon dioksida dari manusia.
Faktanya, sejak adanya Revolusi Industri, manusia telah menambahkan 400 miliar ton karbon ke atmosfer.
Nah, sebagian besar karbon ini berbentuk gas karbon dioksida yang disedot lautan sekitar 25 persen dari seluruh emisi karbon dioksida di alam.
Penyerapan gas karbon dioksida oleh lautan memang dapat mengurangi emisi, tapi berdampak buruk bagi kehidupan laut.
Tercatat dalam penelitian, sejak Revolusi Industri hingga sekarang, permukaan lautan mengalami penurunan pH sebanyak 0,1.
Meski terlihat kecil, sebenarnya air di laut menjadi 28 kali lebih asam daripada sebelum Revolusi Industri.
Dampak Pengasaman Laut
Tidak boleh disepelekan, terjadinya pengasaman lautan ini memberikan dampak buruk.
Adapun dampak semakin asamnya air laut dapat merusak cangkang kerang, memperlambat pergantian kulit kepiting, lobster, dan mengganggu kemampuan indra penciuman ikan.
Baca Juga: Hebat! Begini 5 Cara Ajaib Tubuh Manusia Sembuhkan Sakit Tanpa Obat
Joanie Kleypas menyebutkan terumbu karang merupakan hewan yang sudah pasti akan merasakan dampak buruk pengasaman laut.
Karang adalah hewan yang bagian tubuhnya terbuat dari kalsium karbonat, yang terlihat seperti tumbuhan atau batu.
Dengan adanya asam di lautan, karang yang keras akan semakin lembut hingga akhirnya larut bersama dengan air.
Selain itu, karang juga dapat mengalami pemutihan karang akibat asamnya lautan.
Di dalam jaringan karang terdapat ganggang yang membantunya mendapatkan energi dari sinar Matahari.
Jika karang mengalami stres, ganggang akan melepaskan diri dari jaringan karang secara perlahan.
Adapun kondisi yang dapat menyebabkan karang mengalami stres dan lemah adalah semakin hangatnya suhu lautan.
Kemudian, kondisi yang buruk pada karang ini kemudian membuat karang yang berwarna indah berubah menjadi pudar bahkan memutih.
Warna karang semakin pudar karena pemberi warna pada tubuhnya, yaitu ganggang, sudah tidak ada lagi di dalam jaringan tubuh mereka.
Ini menjadi penting karena karang bermanfaat bagi makhluk hidup, misalnya sepertiga ikan di dunia menjadikan terumbu karang sebagai habitat.
Manusia memanfaatkan terumbu karang sebagai obat maupun makanan.
Oleh karena itu, manusia juga harus mencegah terjadinya pengasaman laut dengan mengurangi peningkatan karbon dioksida di atmosfer.
----
Kuis! |
Apa ciri-ciri gas karbon dioksida? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR