Bobo.id - Ketika memandang langit malam yang cerah, maka kita akan melihat banyak sekali bintang di setiap sudutnya.
Tak jarang pula, ada bintang yang berkumpul dalam satu wilayah dan membentuk satu rasi bintang yang sangat menarik dipandangi.
Bintang di langit malam itu akan semakin terlihat dengan jelas menggunakan Teleskop Ruang Angkasa James Webb NASA, teman-teman.
Kemarin (14/3), NASA merilis hasil tangkapan dari Teleskop Ruang Angkasa James Webb. Di sana terlihat bintang Wolf-Rayet.
Teleskop Webb menunjukkan bintang WR 124 dengan detail instrumen inframerahnya yang kuat dan belum pernah ada sebelumnya.
Bintang itu merupakan bintang langka yang terletak sekitar 15.000 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di konstelasi Sagitarius.
Fase Bintang Wolf-Rayet
Seperti teman-teman ketahui, meskipun memiliki masa hidup yang panjang, benda langit seperti bintang tetap bisa mati.
Bintang yang lebih besar umumnya memiliki masa hidup yang lebih singkat daripada bintang dengan ukuran yang kecil.
Setiap bintang memiliki siklus hidup yang berbeda. Menariknya, tidak semua siklus hidup pada bintang bisa terlewati.
Dilansir dari NASA, hanya ada beberapa bintang masif yang melewati fase Wolf-Rayet singkat sebelum menjadi supernova.
Baca Juga: Supernova Berusia 10 Miliar Tahun Akan Terlihat Lagi pada 2037, Ini Penjelasannya
Supernova merupakan ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi besar. Peristiwa ini menandai kematian bintang.
Langkanya bintang masif yang melewati fase bintang Wolf-Rayet ini membuat pengamatan ini sangat berharga bagi astronom.
Bintang dalam fase ini akan melepaskan lapisan luarnya dan menghasilkan lingkaran cahaya gas dan debu yang khas.
Bintang WR 124 yang berukuran 30 kali massa Matahari, sejauh ini sudah menumpahkan materi sebanyak 10 massa Matahari.
Proses Bintang Wolf-Rayet Menuju Supernova
Bintang Wolf-Rayet mengonsumsi hidrogen untuk reaksi fusi nuklir dengan sangat cepat, hanya dalam waktu ratusan ribu tahun.
Sebagai perbandingan, Matahari yang menyinari Bumi mampu melebur hidrogen menjadi helium selama miliaran tahun.
Saat kehabisan hidrogen, bintang Wolf-Rayet ini akan melebur sisa-sisa elemen dan menghasilkan lebih banyak energi, khususnya panas dan radiasi.
Bintang Wolf-Rayet kemudian mulai mengembuskan angin bintang dengan kecepatan 3,6 juta hingga 9 juta kilometer per jam.
Seiring waktu, angin bintang itu akan mengikis lapiran terluar dari bintang Wolf-Rayet. Hal ini akan membuat keseimbangannya terganggu.
Bintang Wolf-Rayet lalu runtuh karena gaya gravitasinya sendiri dan memicu ledakan supernova dan berevolusi menjadi lubang hitam.
Baca Juga: Fenomena Supernova, Cara Bintang di Ruang Angkasa Mengakhiri Evolusinya, Pernah Dengar?
Saat gas yang dikeluarkan menjauh dari bintang dan menjadi dingin, debu kosmik terbentuk dan bersinar dalam cahaya inframerah.
Debu kosmik atau yang biasa disebut dengan mikrometeorit merupakan partikel yang berasal dari ledakan supernova.
Pada gelombang kejut yang sangat dahsyat itu, gas mencapai suhu 1.700 derajat celcius, sehingga menciptakan partikel.
Saat dingin, partikel itu menjadi mengembun dan menciptakan debu kosmik. Jika suhunya lebih panas atau dingin, debu kosmik tidak tercipta.
O iya, debu kosmik ini berukuran sangat kecil, yakni sekitar 300 mikron atau 0,3 militer. Meski kecil, jumlahnya sangat banyak di ruang angkasa.
Apa yang Terjadi Setelah Terjadi Ledakan Supernova?
Saat bintang masif di alam semesta ini mati dan menghilang, maka keadaan di ruang angkasa akan bertambah ganas.
Ketika bintang mati dengan ukurannya yang besar, artinya ada tekanan gravitasi yang cukup untuk memadukan beberapa elemen.
Sejumlah elemen yang diproduksi bintang raksasa menjelang akhir hidupnya adalah hidrogen, helium, karbon, oksigen, magnesium, dan silikon.
Semua elemen yang diproduksi ini akan masuk ke dalam inti besi yang kemudian akan berkontraksi hingga semakin memadat.
Kumpulan elemen itu akan menumpuk menjadi bola neutron raksasa dan kondisi inilah yang dapat memicu ledakan supernova.
Baca Juga: Selalu Menyinari Langit Malam, Berapa Lama Bintang Bisa Hidup di Alam Semesta?
Peristiwa supernova ini akan melepaskan lebih banyak energi dibandingkan yang dilepaskan Matahari selama 10 miliar tahun.
Hal ini membuat ledakannya cukup terang untuk muncul di siang hari. Bahkan, bisa lebih terang daripada bulan purnama, lo.
Meskipun supernova memancarkan ledakan yang indah di alam semesta, sebenarnya ledakan ini adalah penanda bintang mati.
----
Kuis! |
Di manakah letak bintang WR 124? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | nasa.gov,Space.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR