“Eemmh…,”Peter tak tahu harus bilang apa. Pasti ini mimpi, pikirnya dalam hati.
“Ini bukan mimpi. Setiap bulan berwarna biru, manusia bisa melihat bangsa peri. Tapi biasanya hanya anak kecil yang bisa melihat kami. Kalau ada orang besar yang bisa melihat kami, itu berarti hatinya amat baik!” celoteh peri kecil itu lagi. “Jadi, kamu mau minta apa?” tanya si peri sambil terbang mengelilingi kepala Peter.
“Mi… minta?” ulang Peter bingung.
“Ya, tadi kamu telah menolongku supaya tidak jatuh. Untuk membalasnya, aku harus mengabulkan tiga permintaanmu,” jelas si peri. “Kamu bisa minta apa saja!” tegasnya.
Peter berdehem takjub. Berbagai pikiran tentang harta benda memenuhi benaknya. Ia sudah bosan tinggal di apartemen sempit ini.
“Aku ing…,”
Uhuk! Uhuk! Uhuk!
Ucapan Peter terpotong suara batuk parah Kakek Tom. Peter tersenyum sekilas.
“Bisakah kamu membawa pulang Ted, cucu Kakek Tom, agar bisa merawat dan menghibur Kakek Tom? Ia sakit parah dan Te…,”
Criiiing!
Permintaan Peter terpotong suara dentang merdu yang timbul saat peri di depannya tiba-tiba berputar tiga kali berturut-turut.
Baca Juga: Dongeng Anak: Biri-Biri Putri Katum #MendongenguntukCerdas
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR