Bobo.id - tahukah teman-teman bahwa setiap tanggal 30 Maret kita memperingati Hari Film Nasional?
Menurut Kompas.com, Hari Film Nasional adalah sebuah perayaan yang diadakan setiap tahun di Indonesia pada tanggal 30 Maret untuk memperingati hari lahirnya Usmar Ismail.
Ia seorang tokoh penting dalam sejarah perfilman Indonesia dan disebut sebagai Bapak Film Indonesia.
Perayaan ini pertama kali diresmikan pada tahun 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghormati peran penting film dalam sejarah dan budaya Indonesia.
Pada Hari Film Nasional, biasanya ditampilkan pemutaran film-film Indonesia klasik dan modern di seluruh Indonesia, serta diadakan berbagai acara yang terkait dengan perfilman, seperti diskusi, seminar, dan workshop.
Peringatan Hari Film Nasional ini berkaitan erat dengan Bapak Film Indonesia, yaitu Usmar Ismail.
Bagaimana Usmar Ismail mendapatkan gelar sebagai Bapak Film Indonesia?
Lalu, apa saja karya-karya Usmar Ismail sebagai Bapak Film Indonesia?
Kita kenali Usmar Ismail di artikel berikut ini, yuk!
Usmar Ismail (30 Maret 1921 – 2 Januari 1971) adalah seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan pejuang Indonesia yang berdarah Minangkabau.
Ia dianggap sebagai pelopor perfilman di Indonesia di drama modern di Indonesia.
Baca Juga: Apa Itu CGI dalam Film yang Dapat Memberikan Kesan Nyata?
Usmar Ismail adalah anak dari Datuk Tumenggung Ismail, guru Sekolah Kedokteran di Padang, dan Siti Fatimah.
Ia adalah adik dari penulis Dr. Abu Hanifah atau memiliki nama pena El Hakim.
Usmar menempuh pendidikan di HIS Batusangkar, lalu melanjutkan ke MULO Simpang Haru, Padang, dan kemudian ke AMS-A Yogyakarta (sekarang SMA Negeri 1 Yogyakarta).
Setelah itu, Usmar Ismail melanjutkan pendidikan di Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1952 di bidang sinematografi.
Usmar Ismail memiliki pengalaman unik. Bersama temannya, Rosihan Anwar, ingin tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, Ratu Wilhelmina, di Pelabuhan Muara, Padang.
Usmar dan temannya ingin mengadakan suatu pertunjukan dengan penampilan yang gagah, unik, dan mengesankan dengan menyewa perahu dan pakaian bajak laut.
Sayangnya, mereka hampir pingsan karena kelelahan mengayuh perahu menuju Pelabuhan Muara.
Akan tetapi, acara yang gagal itu dicatat Rosihan Anwar sebagai tanda bahwa Usmar Ismail memang berbakat menjadi sutradara imajinasi yang tinggi.
Bakat Usmar berkembang saat bekerja di Keimin Bunka Sidosho (Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang). Di tempat itu, ia bersama Armijn Pane dan budayawan lainnya bekerja sama untuk mementaskan drama.
Sesudah masa proklamasi kemerdekaan, Usmar menjalani kewajiban militer dan aktif di dunia jurnalistik di Jakarta.
Ketika masa Agresi Militer Belanda, Usmar menjadi anggota TNI di Yogyakarta dengan pangkat mayor.
Baca Juga: Macam-Macam Genre Film yang Sering Ditayangkan di Bioskop, Apa Saja?
Setelah itu, bersama Sjamsuddin Sutan Makmur dan Rinto Alwi, Usmar mendirikan surat kabar yang diberi nama Rakyat.
Pada perkembangan selanjutnya, Usmar mulai menaruh minatnya yang lebih serius pada perfilman. Ia aktif sebagai pengurus lembaga yang berkaitan dengan teater dan film.
Ia pernah menjadi ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN).
Pada akhirnya, Usmar memulai debut penyutradaraan film lewat film Harta Karun. Salah satu karyanya, Pedjuang, membuatnya terkenal secara internasional pada tahun 1961.
Film ini ditayangkan dalam Festival Film Internasional Moskwa ke-2, dan menjadi film karya anak negeri pertama yang diputar dalam festival film internasional.
Atas kemampuannya, Usmar Ismail menerika Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno.
Pada tahun 1969 ia menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI. Setelah meninggal dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI.
Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail.
Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan opera, musik, dan teater, yang dinamai sesuai namanya sebagai Bapak Film Indonesia.
Baca Juga: Biasa Ditayangkan Sebelum Film Rilis, Apa Saja Perbedaan Teaser dan Trailer?
----
Kuis! |
Dari suku apa Usmar Ismail berasal? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas,Gramedia.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR