Usmar Ismail adalah anak dari Datuk Tumenggung Ismail, guru Sekolah Kedokteran di Padang, dan Siti Fatimah.
Ia adalah adik dari penulis Dr. Abu Hanifah atau memiliki nama pena El Hakim.
Usmar menempuh pendidikan di HIS Batusangkar, lalu melanjutkan ke MULO Simpang Haru, Padang, dan kemudian ke AMS-A Yogyakarta (sekarang SMA Negeri 1 Yogyakarta).
Setelah itu, Usmar Ismail melanjutkan pendidikan di Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat pada tahun 1952 di bidang sinematografi.
Usmar Ismail memiliki pengalaman unik. Bersama temannya, Rosihan Anwar, ingin tampil dalam acara perayaan hari ulang tahun Putri Mahkota, Ratu Wilhelmina, di Pelabuhan Muara, Padang.
Usmar dan temannya ingin mengadakan suatu pertunjukan dengan penampilan yang gagah, unik, dan mengesankan dengan menyewa perahu dan pakaian bajak laut.
Sayangnya, mereka hampir pingsan karena kelelahan mengayuh perahu menuju Pelabuhan Muara.
Akan tetapi, acara yang gagal itu dicatat Rosihan Anwar sebagai tanda bahwa Usmar Ismail memang berbakat menjadi sutradara imajinasi yang tinggi.
Bakat Usmar berkembang saat bekerja di Keimin Bunka Sidosho (Kantor Besar Pusat Kebudayaan Jepang). Di tempat itu, ia bersama Armijn Pane dan budayawan lainnya bekerja sama untuk mementaskan drama.
Sesudah masa proklamasi kemerdekaan, Usmar menjalani kewajiban militer dan aktif di dunia jurnalistik di Jakarta.
Ketika masa Agresi Militer Belanda, Usmar menjadi anggota TNI di Yogyakarta dengan pangkat mayor.
Baca Juga: Macam-Macam Genre Film yang Sering Ditayangkan di Bioskop, Apa Saja?
Source | : | Kompas,Gramedia.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR