Bobo.id - Gerhana Matahari hibrida diperkirakan akan terjadi pada 20 April 2023. Menariknya, gerhana ini bisa dilihat di Indonesia.
Gerhana Matahari adalah peristiwa saat Bulan berada di antara Bumi dan Matahari yang menimbulkan bayangan di atas Bumi.
Gerhana Matahari sebenarnya tergolong peristiwa yang langka. Sebab, peristiwa ini tidak terjadi setiap bulan.
Meski begitu, fenomena gerhana Matahari bisa terjadi antara 1-5 kali dalam setahun di seluruh Bumi, teman-teman.
Pada tahun 2023 akan terjadi dua kali gerhana Matahari, yakni gerhana Matahari hibrida dan gerhana Matahari cincin.
Ada beberapa jenis gerhana Matahari yang terjadi di Bumi: gerhana cincin, total, sebagian, hingga hibrida.
Nah, gerhana yang bisa kita saksikan sebentar lagi adalah jenis gerhana Matahari hibrida. Simak penjelasannya, yuk!
Gerhana Matahari hibrida adalah gabungan dua gerhana, yakni gerhana Matahari cincin dengan gerhana Matahari total.
Gerhana Matahari hibrida ini akan terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat berada dalam satu garis lurus.
Posisi segaris menyebabkan bayangan dari Bulan jatuh ke permukaan Bumi sehingga Matahari tidak terlihat secara utuh.
Pada saat terjadi, daerah di Bumi yang letaknya di bawah umbra atau bayangan ini akan mengalami gerhana Matahari total.
Baca Juga: Mengenal Proses Terjadinya Gerhana Bulan dan Matahari Serta Jenis-jenisnya
Sementara daerah di Bumi yang berada di bawah penumbra atau bayangan kabur akan mengalami gerhana Matahari sebagian.
Saat puncak gerhana Matahari hibrida di tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin yang gelap di bagian tengahnya.
Sementara itu di tempat tertentu lainnya, Matahari seakan-akan tertutupi bulan. Yap, itulah gerhana Matahari total.
Proses terjadinya gerhana Matahari hibrida sangat dipengaruhi oleh posisi Bulan, Bumi, dan Matahari saat gerhana.
Saat Bulan berada di pertengahan posisi yang cukup dekat dengan Bumi, maka akan terjadi gerhana Matahari total.
Sebaliknya, saat Bulan berada di pertengahan posisi yang cukup jauh dengan Bumi akan membuat gerhana Matahari cincin.
Hal ini lah yang menyebabkan gerhana Matahari hibrida hanya dapat dilihat pada bagian tertentu di Bumi, teman-teman.
Posisinya yang unik membuat gerhana Matahari hibrida sangat jarang terjadi, bahkan dalam 100 tahun belum tentu terjadi dua kali.
Sebagai informasi, proses terjadinya gerhana jenis hibrida ini sangat cepat tidak lebih dari dua menit pada zona gerhana.
Kita patut berbangga karena semua wilayah di Indonesia diberi kesempatan untuk menyaksikan gerhana Matahari 20 April.
Baca Juga: Selain Gerhana Bulan, Fenomena Apa yang Terjadi Akibat Revolusi Bulan?
Khusus untuk gerhana Matahari, fenomena ini hanya bisa diamati secara penuh di beberapa wilayah berikut:
Sementara itu, wilayah Indonesia yang mengalami gerhana Matahari sebagian adalah Yogyakarta, Medan, dan Jayapura.
Yogyakarta akan menjadi ibu kota provinsi yang beruntung karena paling awal memulai Gerhana Matahari sebagian.
Sementara itu, Medan akan jadi ibu kota provinsi yang paling awal mengakhiri Gerhana Matahari sebagian.
Sementara itu, Jayapura akan jadi ibu kota provinsi yang paling akhir memulai sekaligus mengakhiri Gerhana Matahari sebagian.
Waktu pengamatan gerhana Matahari ini bisa berbeda-beda tergantung lokasinya. Berikut ini rinciannya:
Nah, itulah informasi tentang Gerhana Matahari Hibrida dan waktu pengamatannya. Jangan sampai terlewat, ya.
Baca Juga: Bagaimana Posisi Bulan saat Terjadi Gerhana Matahari Sebagian?
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan gerhana matahari? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Infoastronomy.org |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR