Misalnya, Indonesia mengekspor produk kelapa dan turunannya ke Belanda. Nah, Indonesia hanya ingin dibayar menggunakan rupiah.
Padahal umumnya kedua negara menggunakan mata uang asing lain untuk pembayaran internasional, seperti dolar atau euro.
Faktor penghambat selanjutnya bagi berlangsungnya perdagangan internasional adalah adanya konflik di suatu negara.
Konflik dalam hal ini bisa berupa kerusuhan, kekacauan politik, atau peperangan sebuah negara atau antar negara.
Konflik ini bisa menyebabkan kegiatan perdagangan internasional yang dilakukan oleh atau di negara tersebut jadi terganggu.
Sebab, konflik bisa memengaruhi keamanan. Risiko keamanan yang tidak terjamin berpengaruh terhadap proses transaksi jual beli.
Tahukah teman-teman? Tingkat pendidikan seseorang ternyata punya pengaruh penting dalam kualitas produksi, lo.
Apabila kualitas sumber daya manusia di suatu negara rendah, maka kualitas dari hasil produksi juga akan rendah.
Suatu negara yang memiliki kualitas barang atau jasa yang rendah ini nantinya akan sulit bersaing di pasar internasional.
Hal ini tentu akan menjadi penghambat bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.
Faktor penghambat perdagangan internasional selanjutnya adalah adanya kebijakan impor suatu negara, teman-teman.
Baca Juga: Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekspor dan Impor yang Dilakukan Indonesia dengan Negara Tetangga
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR