Tidak hanya dapat menunjukkan jangka panjang kenaikan air laut, teknologi yang dipakai NASA ini juga dapat melihat pergeseran jangka pendek yang terjadi secara alami.
Menurut Ben Hamlington seorang peneliti NASA, melihat pergeseran jangka pendek air laut artinya dapat mencari tahu ke mana arah permukaan laut.
Apakah Keasinan Air Laut Bisa Berkurang?
Dengan mengetahui fakta bahwa air laut bisa meningkat karena bercampur dengan air tawar dari bongkahan es yang mencair, maka timbul pertanyaan baru.
Lantas, apakah air laut akan berkurang rasa asinnya karena telah bercampur dengan air tawar?
Menurut National Geographic Indonesia, tingkat kandungan garam pada air laut, danau, atau sungai dihitung dalam per seribu, yang disebut salinitas.
Salinitas air laut berperan penting dalam menentukan jenis organisme yang hidup di dalamnya. Siklus air dan sirkulasi laut juga terjadi atas pengaruh salinitas air, teman-teman.
Salinitas air laut bergantung pada beberapa faktor, salah satunya pencairan gletser dan aliran air sungai.
Maka secara sederhana, mencairnya es kutub dapat menyebabkan salinitas air laut menurun atau membuat air laut berkurang rasa asinnya.
Pencairan gletser dan bongkahan es juga dapat menghentikan pertukaran garam yang terjadi di dalam maupun permukaan air laut.
Dampaknya akan menganggu proses rantai makanan yang terjadi dalam laut, teman-teman.
Baca Juga: Muncul Misterius, NASA Temukan Bukit Pasir Bulat di Planet Mars, Apa Itu?
Source | : | Science Alert,National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR