Bobo.id - Hari ini, banyak orang beramai-ramai berkunjung ke rumah sanak saudara untuk merayakan Hari Raya Idulfitri.
Namun, beberapa dari antara kita lupa kalau 21 April adalah hari penting dalam sejarah. Yap, apalagi kalau bukan Hari Kartini.
Kalau tidak libur sekolah, banyak dari antara kita yang diminta menggunakan baju daerah masing-masing untuk memperingatinya.
Yap, sampai sekarang, Raden Ajeng Kartini memang dikenal luas sebagai pahlawan yang memelopori kebangkitan wanita pribumi.
R.A. Kartini memperjuangkan hak persamaan, kebebasan, otonomi, serta kesetaraan hukum bagi wanita saat itu.
Jasanya yang berharga bagi wanita ini dikenang selalui lewat peringatan Hari Kartini yang dirayakan setiap 21 April.
Hmm, lalu bagaimana sejarah awal peringatan ini, Bo? Untuk mengetahuinya, simak informasi berikut ini, yuk!
Pada 21 April tahun 1929, Yayasan Van Daventer menyelenggarakan peringatan mengenang 50 tahun kelahiran R.A. Kartini.
Peringatan itu dihadiri oleh pihak keluarga R.A. Kartini dan berbagai kalangan tamu undangan, teman-teman.
Peringatan Hari Kartini mulai diadakan secara besar-besaran pada 21 April 1947. Perayaan itu diadakan di Lapangan Merdeka.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan pidato laporan ketua panitia.
Baca Juga: Hari Kartini Sering Dikaitkan dengan Emansipasi Perempuan, Apa itu Emansipasi?
Sejak saat itu, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Hal ini pun dilihat oleh Presiden Soekarno yang saat itu menjabat.
Ia langsung menetapkan R.A. Kartini sebagai Pahlawan Nasional dalam Keputusan Republik Indonesia pada Mei 1964.
Dalam surat yang sama, Soekarno juga menetapkan peringatan Hari Kartini sebagai hari besar yang jatuh pada 21 April.
Oleh karena itu, hingga saat ini, kita masih terus merayakan Hari Kartini dengan berbagai macam kegiatan di sekolah.
R.A. Kartini merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara.
Sementara itu, ibunya bernama Mas Ayu Ngasirah, yang merupakan anak dari kiai tersohor yang ada di Jepara.
Status orang tuanya yang berkedudukan baik inilah yang membuat Kartini berkesempatan menempuh pendidikan di sekolah formal.
Kartini bersekolah di Europeesche Lagere School, sekolah untuk anak keturunan Eropa dan keturunan bangsawan Indonesia
Namun, di usia muda, Kartini dihentikan pendidikannya dan hanya diam di rumah karena ia adalah seorang perempuan.
Tak diam begitu saja, Kartini terus mengasah kemampuannya lewat berbagai buku bacaan dan berkirim surat dengan orang Belanda.
Karena gemar membaca banyak buku, wawasan Kartini akhirnya terbuka dan ingin memperjuangkan haknya sebagai perempuan.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata yang Jadi Jejak Peninggalan R.A. Kartini, Pernah ke Sini?
Ia ingin dirinya dan seluruh perempuan Indonesia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
R.A. Kartini adalah salah satu pahlawan perempuan yang berkat pemikirannya membuat emansipasi wanita kian meluas.
Emansipasi adalah persamaan hak dalam berbagai aspek, seperti persamaan hak kaum perempuan dengan laki-laki.
Hari Kartini erat kaitannya dengan emansipasi karena pada masa perjuangannya, beliau gigih memperjuangkan hak perempuan.
Dilansir dari Kompas.com, Raden Ajeng Kartini ingin menghapuskan pembatasan terhadap kebebasan perempuan.
Pada masa penjajahan, perempuan Indonesia dilarang mengenyam pendidikan, karena harus menikah di usia muda.
Oleh karena itu, R.A. Kartini bercita-cita mewujudkan perempuan Indonesia yang maju, bebas, cemerlang, dan merdeka.
R.A. Kartini menunjukkan perjuangannya lewat pemikiran dalam suratnya yang menentang budaya turun temurun tentang peran perempuan.
Raden Ajeng Kartini juga ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa berperan lebih besar, selain menjadi seorang istri.
Artinya, perempuan bisa berperan lebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam bidang pendidikan.
Cita-citanya terwujud setelah ia berhasil mendirikan sekolah gadis yang mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar.
Baca Juga: Ada Perempuan Hebat Lainnya yang Lahir pada 21 April Selain Kartini, Siapa Dia?
Mata pelajaran yang diajarkan oleh Kartini saat itu adalah membaca, menulis menjahit, menyulam, dan sebagainya.
O iya, surat-surat yang berisi pemikiran Kartini dikumpulkan dan dibuat menjadi buku dengan judul 'Habis Gelap Terbitlah Terang'.
----
Kuis! |
Apa saja yang diperjuangkan oleh Kartini? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR