Bobo.id - Teman-teman pasti sudah tidak asing dengan banjir yang sering terjadi di beberapa tempat terlebih pada musim hujan.
Banjir merupakan salah satu fenomena alam yang terdiri dari beberapa jenis berbeda.
Ada banjir berupa genangan, banjir rob, hingga banjir bandang yang tentunya hampir semua memberikan dampak buruk pada manusia, hewan, dan tumbuhan.
Dari tiga jenis banjir tersebut, kali ini kita akan mengenal ciri dari datangnya banjir bandang.
Dengan mengetahui ciri kedatangan, teman-teman bisa lebih bersiap setiap memasuki musim penghujan.
Banjir Bandang
Banjir bandang tentu berbeda dengan banjir lainnya yang biasa terjadi.
Banjir bandang merupakan jenis banjir yang terjadi secara cepat dan menimbulkan banyak kerusakan besar di berbagai wilayah yang terdampak.
Selain itu, banjir bandang juga bisa terjadi secara tiba-tiba, berupa luapan yang menggenangi serta mengair deras.
Bahkan banjir ini bisa menghanyutkan banyak material berat, seperti batu, batang pohon, tanah, dan lain sebagainya.
Umumnya banjir ini banyak terjadi di tempat dengan permukaan rendah serta mengalami hujan terus menerus.
Baca Juga: Mengenal El Nino, Fenomena Penyebab Suhu Bumi Naik Makin Panas
Ada banyak penyebab dari munculnya banjir bandang, yang salah satunya adalah penjenuhan air di tanah yang berlangsung cepat dan tidak diserap kembali.
Masalah banjir bandang ini merupakan jenis bencana atau fenomena alam yang bisa menyebabkan banyak kerugian.
Bukan hanya korban jiwa, tapi akan ada kerugian dari sisi ekonomi yang sangat besar.
Banjir bandang, merupakan jenis banjir yang walau hanya muncul dalam waktu tidak terlalu lama, tapi dampak kerusakan yang dihasilkan sangat besar.
Banjir ini bisa membawa banyak benda berat yang bisa merusak bangunan.
Nah, agar bisa mengurangi kerugian yang didapat akibat banjir bandang, berikut akan dijelaskan beberapa ciri dari datangnya banjir bandang.
Ciri Banjir Bandang
Sebelumnya disebutkan bahwa banjir bandang datang secara tiba-tiba. Meski begitu ada beberapa tanda yang bisa teman-teman amati.
1. Air Keruh
Hal pertama yang bisa diamati adalah kondisi air di sungai yang berubah menjadi lebih keruh.
Keruhnya air ini disebabkan adanya campuran lumpur yang terbawa oleh alus sungai.
Baca Juga: Siklon Tropis 18S Sedang Mendekati Indonesia, Apa Itu dan Bagaimana Dampaknya?
Arus sungai yang deras hingga membawa lumpur menjadi tanda adanya aliran lebih deras yang bisa muncul secara tiba-tiba.
2. Ranting dan Sampah ada di Aliran Sungai
Ciri lainnya adalah adanya ranting dan sampah pada aliran sungai yang sebelumnya bersih.
Sampah organik yang terbawa aliran sungai, menandakan adanya aliran deras yang sudah mulai terjadi.
Jadi, teman-teman harus lebih waspada saat melihat banyak sampah organik di sungai.
3. Mendung Gelap di Wilayah Hulu
Selain melihat kondisi sungai, perhatikan juga kondisi langit yang ada di bagian hulu.
Bila langit terlihat mendung gelap yang merupakan tanda adanya hujan deras di wilayah hulu.
Hujan deras di tempat itu akan meningkatkan debit air hingga meningkatkan peluang terjadinya banjir bandang.
4. Penurunan Debit Aliran Secara Mendadak
Ciri lain yang bisa diperhatikan adalah debit aliran sungai secara mendadak.
Baca Juga: Tak Hanya Curah Hujan Tinggi, Ini 5 Penyebab Banjir yang Sering Terjadi di Kota Besar
Penurunan jumlah air ini terjadi akibat adanya sumbatan berupa longsoran tanah, sampah, atau berbagai material dari hutan.
Nah, itu penjelasan tentang banjir bandang, salah satu fenomena banjir yang muncul secara tiba-tiba dan memberikan banyak dampak buruk.
----
Kuis! |
Sebutkan berbagai jenis banjir? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | RimbaKita.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR