Bobo.id - Hujan deras mengguyur beberapa wilayah DKI Jakarta pada Minggu malam (26/2) hingga Senin (27/02) pagi.
Guyuran hujan lebat di sejumlah wilayah ini mengakibatkan banjir yang melanda sebagian besar wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Banjir yang semula dilaporkan berdampak pada 24 RT (rukun tetangga), kini bertambah dua kali lipat menjadi 48 RT.
Dilansir dari Kompas.com, banjir paling parah memiliki ketinggian air sekitar 1,3 meter yang terjadi di Kelurahan Cawang, Jakarta Timur.
Banjir yang terjadi di Jakarta kali ini disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi dan luapan Kali Ciliwung, teman-teman.
Tak hanya sekali dua kali, banjir di Jakarta dan sekitarnya ini seperti fenomena berulang yang terus terjadi setiap tahunnya.
Selain Jakarta, banyak kota-kota besar lainnya yang juga melaporkan banjir saat curah hujan tinggi seperti sekarang ini.
Memangnya apa ya penyebab banjir yang sering terjadi di kota-kota besar saat musim hujan seperti ini? Cari tahu bersama, yuk!
1. Curah Hujan Tinggi
Sebagai negara tropis, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Curah hujan tinggi umumnya terjadi antara bulan Januari hingga April. Baru kemudian pada Mei - Oktober terdapat penurunan curah hujan.
Baca Juga: Apa Dampak Bencana Banjir terhadap Kehidupan Masyarakat? Materi IPAS Kelas 5 SD
Hal ini karena adanya musim perlaihan menuju kemarau dan kembali hujan pada bulan November dan Desember, teman-teman.
Rata-rata curah hujan di Indonesia berkisar antara 2.000-3.000 mm per tahun. Curah hujan lebih tinggi umumnya terjadi di dataran tinggi.
Selain curah hujan tinggi, durasi juga bisa memengaruhi terjadinya banjir. Durasi yang panjang tentu bisa meningkatkan risiko terjadinya banjir.
2. Tinggal di Daerah Resapan Air
Tahukah teman-teman? Sebenarnya tidak semua lahan layak dimanfaatkan menjadi lahan, lo. Penggunaan yang salah bisa menyebabkan banjir.
Nah, hal inilah yang kerap ditemukan di kota-kota besar. Penyalahgunaan lahan seperti ini sering kali terjadi.
Lahan yang seharusnya menjadi daerah resapan air, malah dipakai untuk pembangunan, seperti pemukiman dan rekreasi.
Padahal, resapan air berfungsi untuk menyangga kota dari ancaman kekeringan di musim kemarau atau luapan air di musim penghujan.
3. Pemakaian Air Tanah Tinggi
Tahukah teman-teman? Potensi risiko banjir di daerah perkotaan dan daerah pedesaan ini memiliki perbedaan, lo.
Mobilitas tinggi dan pembangunan pesat di daerah kota menyebabkan kebutuhan air di kota jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghadapi Bencana Alam Gempa, Banjir, dan Gunung Meletus? Materi IPAS Kelas 5 SD
Dengan begitu, masyarakat kota akan mencari sumber air, baik air yang bersumber dari air sungai maupun air tanah.
Kualitas air sungai di perkotaan cenderung kotor, tercemar, dan tidak layak minum. Hal ini membuat penduduk memilih menggunakan air tanah.
Padahal, penggunaan air tanah yang masif atau dalam skala besar ini bisa memunculkan masalah baru, yakni permukaan tanah jadi turun.
Hal ini dikarenakan jumlah air tanah yang berkurang. Permukaan tanah yang turun bisa memperbesar risiko terjadinya banjir.
4. Daerah Dekat Sungai
Penyebab banjir yang sering terjadi di kota-kota besar selanjutnya adalah letak daerah yang dekat dengan sungai.
Masyarakat di kota-kota besar banyak yang tinggal di daerah dekat sungai karena harga pemukimannya jauh lebih murah.
Tempat tinggal di daerah aliran sungai (DAS) memang memiliki harga yang lebih murah, namun memiliki risiko tinggi terkena banjir.
Ketika terjadi hujan deras, air sungai akan berpotensi melupa ke pemukiman penduduk. Tak hanya banjir, risiko longsor pun mungkin terjadi.
Di Jakarta terdapat beberapa sungai yang langgangan banjir, seperti Kali Ciliwung, Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, dan Kali Angke.
5. Membuang Sampah Sembarangan
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatasi Saluran Drainase yang Tidak Berfungsi Baik dan Menyebabkan Banjir?
Selain dari faktor-faktor tersebut, perlu diingat bahwa sebagian besar banjir disebabkan oleh tindakan manusia.
Contoh tindakan manusia yang bisa menyebabkan banjir adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan, termasuk ke sungai.
Sampah bisa menghalangi aliran air dan dapat menyebabkan air sungai meluber hingga akhirnya terjadi banjir di sejumlah daerah.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada sekitar 7.000 ton sampah yang dibuang di Sungai Ciliwung setiap harinya.
Dari 7.000 ton ini, hanya 75 persen sampah yang bisa diangkut. Bahkan, 180 ton sisanya mengendap dan mencemari sungai, lo.
Kita bisa berbuat dari skala kecil untuk tidak membuang sampah sembarangan. Jika banyak orang melakukannya, maka banjir bisa terhindarkan.
Nah, itulah beberapa penyebab banjir yang sering terjadi kota-kota besar. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
----
Kuis! |
Apa penyebab banjir yang terjadi di Jakarta hari ini? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Gramedia.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR