Hal ini karena adanya musim perlaihan menuju kemarau dan kembali hujan pada bulan November dan Desember, teman-teman.
Rata-rata curah hujan di Indonesia berkisar antara 2.000-3.000 mm per tahun. Curah hujan lebih tinggi umumnya terjadi di dataran tinggi.
Selain curah hujan tinggi, durasi juga bisa memengaruhi terjadinya banjir. Durasi yang panjang tentu bisa meningkatkan risiko terjadinya banjir.
2. Tinggal di Daerah Resapan Air
Tahukah teman-teman? Sebenarnya tidak semua lahan layak dimanfaatkan menjadi lahan, lo. Penggunaan yang salah bisa menyebabkan banjir.
Nah, hal inilah yang kerap ditemukan di kota-kota besar. Penyalahgunaan lahan seperti ini sering kali terjadi.
Lahan yang seharusnya menjadi daerah resapan air, malah dipakai untuk pembangunan, seperti pemukiman dan rekreasi.
Padahal, resapan air berfungsi untuk menyangga kota dari ancaman kekeringan di musim kemarau atau luapan air di musim penghujan.
3. Pemakaian Air Tanah Tinggi
Tahukah teman-teman? Potensi risiko banjir di daerah perkotaan dan daerah pedesaan ini memiliki perbedaan, lo.
Mobilitas tinggi dan pembangunan pesat di daerah kota menyebabkan kebutuhan air di kota jauh lebih tinggi.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghadapi Bencana Alam Gempa, Banjir, dan Gunung Meletus? Materi IPAS Kelas 5 SD
Source | : | Kompas.com,Gramedia.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR