Gangguan ini bisa dialami oleh siapa saja dari semua kelompok usia. Namun, paling sering muncul di usia 7-17 tahun.
Tidak bisa dikendalikan, membuat gangguan ini bisa memberikan pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan pengidapnya.
Meski penyebab pastinya belum diketahui, faktor lingkungan, struktur otak, dan keturunan bisa meningkatkan risikonya.
Seseorang yang memiliki gangguan mental OCD ini biasanya akan menunjukkan gejala yang digolongkan menjadi dua.
Ada obsesi maupun kompulsi. Obsesi adalah pikiran yang terjadi berulang kali, dorongan, atau gambaran yang bisa memicu rasa cemas.
Gejala yang dialami pengidap OCD obsesif, antara lain:
Sementara itu, kompulsi adalah perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu, gejalanya yakni:
Gejala OCD ini bisa datang dan pergi, mereda seiring berjalannya waktu, atau bahkan menjadi lebih buruk, teman-teman.
Namun tenang saja, sebab gejala pada pasien OCD termasuk mudah dikenali karena tindakannya terlihat oleh mata.
Baca Juga: Bisa Dialami Anak-Anak, Apa Itu Gangguan OCD? Ini Penjelasan dan Gejalanya
Ketika ada beberapa tindakan yang menunjukkan OCD, maka kita bisa langsung menghubungi dokter untuk segera mendapat penanganan.
Sebagai informasi, Obsessive Compulsive Disorder atau OCD merupakan gangguan yang tidak bisa disembuhkan secara total, lo.
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | Kompas.com,Grid Health |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR