Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu pernah mendengar nama Chairil Anwar?
Chairil Anwar adalah seorang sastrawan Indonesia, yang menghasilkan beragam karya sastra dan puisi populer.
Pada pelajaran Bahasa Indonesia, teman-teman sudah belajar mengenai puisi. Masih ingatkah kamu apa itu puisi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait, atau sering disebut sajak.
Berbeda dengan karya prosa, pada puisi terdapat bait dan irama bunyi, sehingga ketika dibacakan akan menghasilkan kalimat dan bunyi yang indah.
Namun, kali ini, kita tidak akan belajar tentang karakteristik puisi, melainkan berkenalan dengan salah satu sastrawan puisi terkenal yaitu Chairil Anwar.
Dalam buku pelajaran, terdapat soal berbunyi, Chairil Anwar adalah seorang sastrawan angkatan?
Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan tersebut dari penjelasan berikut ini!
Dilansir dari ensiklopedia.kemdikbud.go.id, Chairil Anwar adalah penyair dan sastrawan Indonesia yang lahir pada 22 Juli 1922 di Medan, Sumatra Utara.
Ia begitu populer dengan karya puisinya yang hingga saat ini selalu dijadikan contoh puisi dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
Tahukah kamu, Chairil Anwar merupakan pelopor sastrawan Angkatan '45 dalam Sastra Indonesia.
Baca Juga: 7 Contoh Hasil Akulturasi Kebudayaan Hindu-Buddha dengan Budaya Lokal, Materi IPS
Sewaktu mudanya, Chairil Anwar mengenyam pendidikan sekolah dasar di Neutrale Hollands Inlandsche School (HIS) di Medan.
Setelah tamat dari HIS, Chairil Anwar kemudian meneruskan pendidikan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Medan, setingkat SMP.
Sayangnya, pendidikan Chairil Anwar di MULO hanya sampai kelas satu. Ia memutuskan pindah ke Jakarta untuk memulai lagi sekolah di MULO Jakarta.
Di Jakarta, Chairil Anwar hanya sampai kelas dua di MULO. Namun, ia tetap giat belajar bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman sendiri.
Dengan kemampuan membacanya, Chairil Anwar mengenal karya sastra dan belajar menulisnya sendiri.
Setelah mahir menulis syair, Chairil Anwar bekerja di majalah Gema Suasana sebagai redaktur, pada tahun 1948, saat usianya 26 tahun.
Tidak merasa puas di Gema Suasana, Chairil Anwar pindah ke majalah Siasat sebagai redaktur, sekaligus pengasuh rubrik kebudayaan Gelanggang.
Di sanalah, Chairil Anwar bertemu dengan Ida Nasution, Asrul Sani, dan Rivai Apin, teman-teman sastrawan Indonesia lainnya.
Semasa Chairil Anwar muda dan aktif sebagai penyair, ia telah menciptakan 96 karya sastra dan 70 puisi yang penuh makna.
Chairil Anwar meninggal pada 28 April 1949 di Jakarta, saat usianya baru menginjak 27 tahun.
Chairil Anwar disebut pelopor sastrawan Angkatan '45 karena keberaniannya dalam mengutarakan pendapat lewat puisi dan karyanya.
Baca Juga: 6 Jenis Majas yang Sering Digunakan dalam Pembuatan Sastra Puisi dan Contohnya
Ia berani membuat karya puisi yang tidak lagi menggunakan aturan-aturan kaku yang masih berirama tetap, sajak berpantun, dan bahasa yang baku.
Setelah mengenal Chairil Anwar dari biografi singkat dan karakteristiknya dalam membuat puisi, kita juga akan mengenal contoh puisi populer yang diciptakan Chairil Anwar.
1. "Doa (kepada Pemeluk Teguh)" dibuat tahun 1943.
2. "Aku" dibuat tahun dibuat tahun 1943.
3. "Karawang-Bekasi" dibuat tahun 1948.
4. "Rumahku" dibuat tahun 1943.
5. "Pangeran Diponegoro" dibuat tahun 1943.
6. "Derai-Derai Cemara" dibuat tahun 1949.
7. "Deru Campur Debu" dibuat tahun 1949.
----
Kuis! |
Apa perbedaan puisi dan prosa? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR