Bobo.id - Pada materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 9, kita akan belajar tentang perjuangan bangsa Indonesia.
Pada materi ini, ada berbagai teks yang menceritakan perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan Indonesia.
Ada berbagai bentuk perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan dari penjajah.
Misalnya dengan cara berperang, melakukan berbagai pergerakan, maupun melakukan perjanjian dengan pihak penjajah.
Secara garis besar, perjuangan yang dilakukan oleh masyarakat terbagi menjadi dua, salah satunya perjuangan fisik.
Perjuangan fisik dilakukan dengan mengandalkan kondisi atau kekuatan fisik dari kedua belah pihak yang melakukan perlawanan.
Selain menggunakan kekuatan fisik, perlawanan yang dilakukan juga dibantu dengan menggunakan persenjataan.
Perjuangan secara fisik ini sudah dilakukan oleh rakyat Indonesia sejak Belanda mulai menjajah Indonesia.
Bahkan, perjuangan fisik ini juga dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945-1949.
Pada waktu itu, senjata yang digunakan oleh pejuang Indonesia masih tradisional, seperti bambu runcing, keris, hingga tombak.
Hal ini sangat berbeda dengan senjata yang dimiliki penjajah. Mereka menggunakan senjata modern, seperti meriam dan pistol.
Baca Juga: Bentuk Perjuangan Fisik dan Diplomasi dalam Mempertahankan Kemerdekaan
Ketertinggalan senjata Indonesia inilah yang membuat banyak perjuangan fisik yang dilakukan tak berbuah atau gagal.
Ada banyak sekali perjuangan fisik yang dilakukan masyarakat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Perjuangan fisik dilakukan di berbagai daerah, mulai dari Surabaya hingga Bandung. Simak informasi berikut ini, yuk!
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, Belanda datang lagi dan menimbulkan berbagai perjuangan fisik.
Perjuangan fisik itu dilakukan oleh masyarakat untuk melawan Belanda. Salah satunya ada insiden perobekan bendera.
Pada 19 September 1945, orang Belanda mengibarkan bendera Merah Putih Biru di tiang atas Hotel Yamato, Tunjungan.
Hal itulah yang membuat masyarakat Indonesia menjadi panas dan membuat amarah masyarakat memuncak.
Melihat hal itu, warga Surabaya langsung melakukan penyerbuan dan langsung menurunkan bendera yang dikibarkan.
Setelah diturunkan, masyarakat merobek warna biru dan mengibarkan kembali bendera yang tersisa warna Merah Putih.
Perjuangan fisik selanjutnya terjadi selama lima hari, pada 15-20 Oktober 1945 di Semarang, teman-teman.
Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh rencana pengubahan pabrik gula Cepiring Semarang menjadi pabrik senjata.
Baca Juga: Mengapa Bangsa Indonesia Masih Harus Berjuang Lagi Mempertahankan Kemerdekaannya?
Pada saat itu, Tentara Keamanan Rakyat dan para pemuda bersatu dan berhadapan dengan 2.000 pasukan Jepang.
Tokoh Dr. Karyadi menjadi korban dalam peristiwa itu hingga namanya kini jadi salah satu nama rumah sakit di Semarang.
Datangnya brigade 29 di bawah Brigadir Mallaby pada 25 Oktober 1945 membuat kerusuhan karena ada penyelewengan kepercayaan.
Kemudian pada tanggal 27 Oktober 1945, pemuda Surabaya kemudian berhasil menghancurkan kekuatan sekutu.
Untuk menyelesaikan ini, dilakukan perundingan. Bersamaan, terjadi peristiwa Jembatan Merah dan Mallaby tewas.
Pada tanggal 9 November 1945, tentara sekutu mengeluarkan ultimatum agar para pemilik senjata menyerahkan senjatanya.
Ultimatum yang diberikan oleh tentara sekutu ini dihiraukan dan teradilah pertempuran Surabaya 10 November 1945.
Pertempuran ini memakan ribuan korban jiwa sehingga kini setiap tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Pertempuran ini diawali oleh kedatangan tentara Inggris di Semarang pada 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tentara sekutu.
Tindakan ini mendapat perlawanan dari Tentara Keamanan Rakyat dan para pemuda hingga pasukan Inggris mundur ke Ambarawa.
Pada tanggal 15 Desember 1945, tentara Indonesia berhasil melakukan tugas untuk memukul mundur sekutu sampai Semarang.
Dengan kepemimpinan Kolonel Sudirman yang bagus, ia diangkat menjadi panglima besar dan berpangkat Jenderal.
Pada 21 November 1945, sekutu mengeluarkan ultimatum agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia.
Tetapi ultimatum itu dihiraukan atau tidak dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia dan juga para pejuang.
Akibatnya untuk kedua kalinya pada tanggal 23 Maret 1946, tentara sekutu itu kembali mengeluarkan ultimatum.
Nah pada saat itu juga, pemerintah pusat di Jakarta menginstruksikan untuk segera mengosongkan kota Bandung.
Akhirnya dengan berat hati Kota Bandung dikosongkan. Namun sebelumnya, terjadi penyerangan markas sekutu.
Untuk mengenang kejadian dan peristiwa itulah, Ismail Marzuki mengabadikan dalam sebuah lagu berjudul Halo-Halo Bandung.
Nah, itulah beberapa bentuk perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
----
Kuis! |
Apa saja senjata yang digunakan Indoensia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR