Karena menggunakan banyak bahan bakar, inti bintang memanas dan menghasilkan tekanan. Tekanan ini membuat bintang tak runtuh.
Gravitasi bintang mencoba menekan bintang, di sisi lain bahan nuklir yang terbakar menciptakan tekanan luar yang kuat.
Saat bahan bakarnya habis, bintang mendingin. Ini akan mengurngi tekanan luar dan gravitasi masih terus menekan.
Hal ini membuat bintang runtuh tiba-tiba, tercipta gelombang kejut hingga lapisan luarnya meledak. Inilah supernova.
Meski sering dikira sama, hipernova sebenarnya merupakan proses yang berlangsung setelah terjadinya supernova.
Setelah batas supernova terlamapaui, bintang melepaskan ledakan sinar gamma yang terang dan besar di alam semesta.
Sebagian sinar ledakan sinar gamma bisa melepaskan energi setara dengan Matahari selama 10 milyar tahun hanya dalam 10 detik.
Semburan sinar gamma sendiri sangat berbahaya, bahkan mematikan karena menghasilkan radiasi dengan intensitas kuat.
Jika ada hipernova dengan jarak beberapa ratus tahun cahaya dai Bumi, sinar gamma yang dikeluarkan bisa jadi bencana bagi Bumi.
Tidak hanya peningkatan risiko kanker karena intensitas sinar kosmis, tapi juga bisa memengaruhi cuaca, iklim, dan kerusakan ekosistem.
Untungnya sejauh ini, ledakan hipernova ini belum pernah terjadi dalam jarak yang berdekatan dengan Bumi.
Baca Juga: Fenomena Supernova, Cara Bintang di Ruang Angkasa Mengakhiri Evolusinya, Pernah Dengar?
Source | : | Live Science,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR