Bobo.id - Beberapa waktu lalu, ada video viral di media sosial memperlihatkan seseorang dapat melihat pemandangan siang dan malam sekaligus di satu tempat.
Dalam video tersebut, orang ini sedang berada di atas kapal di tengah lautan, dan merekam video suasana sore dan malam dari sisi yang berbeda.
Lokasi lautan tidak diketahui secara pasti, namun pemandangan ajaib ini menarik perhatian banyak orang.
Lantas, banyak orang bertanya-tanya, benarkah kita bisa melihat siang dan malam sekaligus dari satu tempat di bagian bumi?
Mengingat bumi melakukan rotasi dan revolusi terhadap matahari yang mengakibatkan perbedaan waktu siang dan malam, maka fenomena ini mungkin terjadi.
Nah, kali ini Bobo akan mengajak teman-teman mengenal wilayah unik di Bumi bernama garis terminator. Yuk, simak fakta menariknya!
Garis Terminator
Dilansir dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), garis terminator adalah garis di bagian bumi yang memisahkan siang dan malam.
Banyak orang juga menyebutnya dengan istilah 'garis abu-abu' atau 'zona senja'.
Sebenarnya, garis terminator ini adalah garis kabur, karena di wilayah tersebut atmosfer Bumi dapat membengkokkan sinar Matahari.
Faktanya, atmosfer dapat membelokkan sinar Matahari sekitar 60 kilometer, teman-teman.
Baca Juga: Bisakah Fenomena Alam Pelangi Muncul Tanpa Adanya Hujan Sebelumnya?
Akibat dari pembelokan sinar ini, maka ada bagian Bumi akan tertutup kegelapan (mengalami malam hari) dan sebagian lainnya tertutup sinar Matahari (siang hari).
Sebagai penghuni Bumi, tentu saja kita sulit menemukan bukti bahwa garis terminator itu ada.
Namun, jika kamu penasaran bagaimana penampakan garis terminator sebenarnya, maka lihatkan Bulan saat fasenya berada di posisi setengah purnama.
Pada kondisi Bulan setengah lingkaran, kita bisa melihat setengah bagian gelap, sementara setengah lainnya gelap.
Nah, tepat di tengah bagian gelap dan terang itu adalah garis terminator Bulan.
Dilansir dari universtoday.com, posisi terminator Bumi berubah bergantung musim, karena Bumi dimiringkan 23,5 derajat menjauhi sumbu Matahari.
Uniknya, garis terminator ini bisa bergerak, teman-teman. Kecepatannya mencapai 1.600 km/jam!
Kecepatan ini hanya bisa terlihat jika kita berada di atas garis khatulistiwa Bumi.
Namun, saat kita berada di dekat kutub, garis terminator akan bergerak lambat, lebih lambat daripada kecepatan manusia berjalan kaki.
Fakta Menarik Rotasi dan Revolusi Bumi
Setelah mengetahui tentang garis terminator dan keunikannya, kita akan belajar tentang rotasi dan revolusi Bumi. Bisakah teman-teman membedakannya?
Baca Juga: Muncul Bersamaan, Bagaimana Fenomena Alam Pelangi Kembar Bisa Terbentuk?
Rotasi Bumi adalah kondisi ketika Bumi berputar pada porosnya sendiri sekitar sekali setiap 24 jam, atau tepatnya setiap 23 jam, 56 menit dan 4 detik.
Menurut Livescience, Bumi berputar 1.037 mil per jam atau 1.670 kilometer per jam.
Sedangkan revolusi Bumi adalah peredaran bumi yang mengelilingi matahari yang menyebabkan terjadinya siang dan malam.
Bumi mengelilingi Matahari dengan kecepatan sekitar 67.000 mil per jam atau 110.000 kilometer per jam.
Akibat perputaran Bumi ini, kita bisa mengalami pergeseran posisi Matahari yang mengakibatkan siang dan malam.
Bagian bumi yang menghadap ke matahari akan mengalami siang hari dan bagian yang membelakangi matahari mengalami malam hari.
Selain itu, rotasi Bumi juga menyebabkan Matahari terlihat seolah-olah terbit dari sebelah timur dan terbenam di sebelah barat.
Nah, itulah hubungan antara rotasi, revolusi, garis terminator, serta terjadinya siang dan malam di Bumi.
----
Kuis! |
Apa nama lain garis terminator? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Livescience,NOAA |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR