Bobo.id - Ketika kita mendongak ke langit di malam hari, maka kita akan melihat Bulan yang ditemani oleh bintang bertebaran.
Bulan yang kita lihat di langit malam itu memancarkan cahaya berwarna kuning terang yang memanjakan mata.
Sebagai informasi, Bulan tidak memancarkan cahayanya sendiri. Cahaya itu didapatkannya dari pantulan sinar Matahari.
Meski sering terlihat kuning, ternyata ada juga fenomena bernama Bulan hitam yang terjadi di berbagai negara.
Hmm, memangnya apa itu Bulan hitam? Akankah cahaya Bulan menjadi hitam? Untuk mengetahuinya, simak informasi ini, yuk!
Secara umum, fenomena Bulan Hitam merupakan ketampakan Bulan yang terlihat bercahaya dan seolah hitam dan gelap.
Dilansir dari Live Science, istilah bulan hitam ini memiliki beberapa arti. Arti ini merujuk pada kapan waktu terjadinya.
Pertama, bulan hitam diartikan sebagai bulan baru ketiga dalam satu musim dengan empat bulan baru.
Ini berarti, fenomena bulan hitam adalah sesuatu yang hanya terjadi setiap 33 bulan atau lebih, seperti dilansir dari Time and Date.
Sebagai informasi, setiap musim astronomi di Bumi dimulai dan diakhiri dengan titik balik Matahari dan juga ekuinoks.
Fenomena ini disebabkan oleh durasi musim astronomis yakni 89 dan 93 hari lebih panjang dibandingkan dengan interval bulan baru.
Baca Juga: Ada Fenomena Alam Pelangi yang Bisa Muncul di Malam Hari, Kok Bisa?
Bulan baru pertama di dalam musim astronomis jatuh pada awal musim, sehingga bulan baru keempat jatuh pada akhir musim
Kedua, bulan hitam juga bisa diartikan sebagai fase bulan baru yang kedua dalam satu bulan masehi, teman-teman.
Hal ini disebabkan karena Bulan mengorbit Bumi selama 29,5 hari. Sehingga memungkinkan ada dua bulan baru dalam satu bulan masehi.
Disebutkan dalam Almanac, bahwa bulan hitam dalam artian ini bisa saja tejadi setiap 32 bulan sekali, lo.
Ternyata, Bulan hitam juga dapat digunakan untuk menggambarkan kejadian langka di bulan yang tidak memiliki bulan baru, lo.
Selain tak memiliki bulan baru, bulan itu juga bisa tak memiliki bulan purnama. Peristiwa ini biasa terjadi di bulan Februari.
Yap, sebab Februari termasuk bulan yang cukup singkat untuk memulai dan mengakhiri antara dua bulan atau dua bulan purnama.
Seperti kita tahu, umur bulan Februari dalam tahun basit hanya 28 hari, sementara pada tahun kabisat sekitar 29 hari.
Meski begitu, ini tetap saja lebih pendek dibandingkan dengan durasi siklus sinodis bulan atau lunasi yakni 29.53 hari.
Fenomena bulan hitam yang bisa terjadi di bulan Februari ini biasanya akan terjadi setiap lima hingga 10 tahun sekali.
Hal ini sesuai dengan siklus metonik ketika fase bulan purnama bertepatan dengan tanggal masehi yang sama, teman-teman.
Baca Juga: Mengenal Okultasi, Fenomena Planet yang Terlihat Bercahaya di Dekat Bulan
Dilansir dari Kompas.com, dampak dari fenomena bulan hitam ini sebenarnya sama saja dengan bulan baru lainnya.
Yap, adanya bulan baru bisa menyebabkan pasang purnama yang membuat ketinggian pasang air laut menjadi lebih tinggi.
Untuk itu, saat fenomena bulan hitam ini terjadi, masyarakat dihimbau untuk tenang, namun dengan tetap meningkatkan kewaspadaan.
Terutama untuk kalangan nelayan. Aktivitas melaut yang biasa dilakukan nelayan diminta untuk tidak dilakukan sementara waktu.
Lalu, bisakah kita melihat fenomena bulan hitam, Bo?
Jawabannya adalah tidak. Sebab, konfigurasi Bumi, Bulan, dan Matahari yang terlihat pada satu garis lurus jika diamati dari atas kutub.
Dengan begitu, maka permukaan Bulan yang menghadap Bumi tidak terkena cahaya Matahari dan Bulan tampak gelap.
Namun, kita tetap bisa mengambil sisi positifnya. Ketika tidak ada cahaya bulan, maka ini adalah waktu terbaik untuk melihat bintang.
Di malam hari setelah bulan baru, kita bisa melihat ke barat setelah matahari terbenam. Memangnya ada apa, Bo?
Disebutkan dalam Live Science, kita akan melihat adanya bulan sabit dengan cahaya terang setelah bulan hitam.
O iya, bulan hitam di tahun ini hanya terjadi pada Jumat, 19 Mei yang lalu. Itulah bulan hitam satu-satunya di tahun ini.
Baca Juga: Mengenal Earthshine, Cahaya Redup yang Terlihat Saat Fase Bulan Sabit
----
Kuis! |
Dari manakah Bulan mendapatkan cahayanya? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR