Bobo.id - Fenomena alam di dunia ini memang cukup beragam, seperti gurun garam yang disebut Salar de Uyuni.
Di Salar de Uyuni ada banyak hal unik dan menarik seperti jadi objek foto yang terkenal.
Pada waktu tertentu, Salar de Uyuni akan menjadi cermin raksasa yang menampilkan langit di daratan.
Daratan garam ini berada di dataran tinggi Bolivia di Amerika Selatan.
Tentu teman-teman sudah tahu tentang proses pembuatan garam dari air laut.
Maka teman-teman bisa membayangkan Salar de Uyuni sebagai kolam membuat garam namun dalam ukuran raksasa.
Seperti apa Salar de Uyuni itu? Berikut ada beberapa fakta unik yang akan menjelaskan tentang fenomena alam satu ini.
Salar de Uyuni memiliki luas sekitar 10.582 kilometer persegi.
Dengan ukuran itu membuat fenomena alam ini menjadikannya gurun garam terbesar di dunia.
Sedangkan ketinggian tempat ini sekitar 3.656 meter di atas permukaan laut, yang memang merupakan salah satu dataran tinggi di Amerika Selatan.
Sebagai gurun garam tentu, Salar de Uyuni jadi tempat yang mendapatkan garam dengan mudah.
Baca Juga: Mengenal Fenomena Alam 'The Great Blue Hole' yang Misterius dan Indah
Bahkan di Salar de Uyuni mengandung sekitar 10 miliar ton garam.
Dari jumlah itu, ada sekitar 25.000 ton yang diekstraksi setiap tahun.
Garam ini berasal dari endapan mineral yang terbentuk jutaan tahun yang lalu ketika danau prasejarah menguap.
Salah satu fakta yang menarik tentang Salar de Uyuni adalah keberadaan permukaan yang sangat rata dan datar.
Permukaannya sangat halus sehingga digunakan sebagai titik referensi oleh satelit untuk mengukur perubahan ketinggian bumi.
Hal menarik lainnya adalah Salar de Uyuni yang jadi cermin raksasa.
Jadi, saat musim hujan, permukaan Salar de Uyuni akan digenangi air.
Air hujan yang menggenangi gurun garam memberikan efek yang sangat indah.
Teman-teman bisa melihat pemandangan langit dan tanah tampak menyatu karena pantulan dari gurun garam.
Fakta unik dari Salar de Uyuni lainnya adalah adanya sebuah pulau bernama Incahuasi.
Pulau itu berada tepat di tengah-tengah Salar de Uyuni dengan beberapa jenis tumbuhan menarik.
Baca Juga: 5 Fenomena Alam Vulkanik yang Bisa Ditemukan di Indonesia, Apa Saja?
Salah satu tumbuhan menarik di pulau itu adalah adanya kaktus raksasa.
Bahkan beberapa kaktus diperkirakan sudah berusia lebih dari 1.200 tahun, lo.
Dengan keunikannya, Salar de Uyuni menjadi daya tarik utama bagi para fotografer dan wisatawan.
Pemandangan yang menakjubkan dan efek cermin yang diciptakan oleh air hujan membuat banyak orang ingin berkunjung.
Bahkan di tempat ini teman-teman bisa melihat matahari terbit dan terbenam yang indah.
Saat matahari terbit atau terbenam, permukaan gurun garam akan bersinar dengan cantik.
Selain itu, perjalanan menuju lokasi gurun garam juga memberikan pemandangan yang indah, terlebih di musim hujan.
Jalan raya memang akan licin, namun membaut teman-teman seperti berjalan di atas air.
Bila teman-teman berkesempatan berlibur di Salar de Uyuni, mungkin bisa mencoba penginapan yang unik.
Di tempat itu ada sebuah hotel garam yang dibangun dari garam, lo.
Hotel itu menggunakan blok garam dan berlokasi di tengah gurun garam.
Baca Juga: 7 Fenomena Alam Unik di Indonesia, Salah Satunya Danau Vulkanik
Beberapa fakta menarik dari Salar de Uyuni bisa jadi alasan bagi teman-teman untuk berkunjung dan melihat secara langsung keindahan fenomena alam ini.
(Foto: Creative Commons/Jeferson Herbert)
Artikel ini dibuat dengan bantuan Ai dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Di mana lokasi Salar de Uyuni? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR