Angin puting beliung terbentuk dalam badai petir dan hujan yang kuat, terutama dalam kondisi siklonik atau squall line.
Kondisi siklonik biasanya terkait dengan cuaca yang tidak stabil dan berpotensi menghasilkan cuaca buruk.
Angin puting beliung biasanya akan muncul dalam waktu yang sangat singkat, namun bisa berkembang dengan cepat.
Sementara itu, angin tornado biasanya terbentuk dalam badai super sel atau badai petir yang sangat kuat, teman-teman.
Angin tornado ini bisa berkembang dalam skala yang lebih besar dan bisa bertahan selama beberapa jam.
Jangkauan dari terjangan tornado rata-rata mencapai 75 kilometer dan menempuh beberapa kilometer sebelum akhirnya menghilang.
Lebar diameter maksimal dari tornado dapat mencapai 2,4 km dan dapat bertahan di permukaan bumi lebih dari 100 km.
Perputaran atau sirkulasi kedua angin ini berbeda. Angin puting beliung memiliki sirkulasi yang lebih kecil dan lebih dangkal.
Pada angin puting beliung, biasanya tidak memiliki hubungan langsung dengan awan kumulonimbus yang bisa menghasilkan cuaca buruk.
Sementara itu, angin tornado memiliki sirkulasi yang lebih besar dan ada kaitannya dengan awan kumulonimbus.
Angin tornado juga sering ada kaitannya dengan mesosiklon, yakni pola aliran udara skala menengah dalam sistem cuaca.
Baca Juga: 5 Fenomena Alam Vulkanik yang Bisa Ditemukan di Indonesia, Apa Saja?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR