Bobo.id - Teman-teman, coba perhatikan sekitarmu, apakah pemandangan langit di lingkungan tempat tinggalmu berwarna biru bersih atau abu-abu?
Warna langit di sekitar kita sebenarnya biru, namun dapat berubah menjadi warna lain jika di udara terdapat partikel-partikel tertentu.
Dilansir dari NASA, sinar Matahari mencapai atmosfer Bumi dan tersebar ke segala arah oleh bantuan gas dan partikel di udara.
Nah, cahaya biru tersebar lebih banyak daripada warna lain karena merambat sebagai gelombang yang lebih pendek dan lebih kecil.
Cahaya Matahari ini merupakan campuran warna, ketika melewati benda bening maka sebagian cahayanya akan dibelokkan atau dibiaskan.
Cahaya yang sudah menembus benda bening, yaitu tetesan air, akan menyebar menjadi beberapa warna yang disebut spektrum.
Nah, cahaya biru tersebar ke segala arah oleh molekul-molekul kecil udara di atmosfer Bumi, teman-teman.
Warna biru yang tersebar lebih banyak daripada warna lain ini didukung oleh panjang gelombang yang lebih pendek, sehingga langit kita terlihat biru.
Pemandangan birunya langit sering kita temui saat pagi hari, cuaca cerah, dan daerah tertentu, terutama di pedesaan atau hutan.
Sementara di kawasan kota yang padat, warna langit tidak terlihat biru bersih.
Lantas, apa yang menyebabkan pemandangan langit di kota terlihat cenderung abu-abu daripada biru bersih? Yuk, cari tahu!
Baca Juga: Meski Ruang Angkasa Gelap, Mengapa Langit Terlihat Biru dari Bumi?
Polusi Udara
Salah satu penyebab utama langit kota terlihat kusam dan tidak jernih adalah karena polusi udara.
Polusi udara adalah terdapatnya kandungan zat-zat asing yang seharusnya tidak ada dalam udara yang dihirup makhluk hidup.
Udara yang kita hirup memiliki kandungan beberapa zat seperti nitrogen, oksigen, uap air, dan gas inert.
Sedangkan zat kimia yang menimbulkan polusi udara adalah uap kimia, sulfur dioksida, karbon monoksida, dan nitrogen oksida.
Polusi udara disebabkan oleh asap pembakaran sampah, asap kendaraan bermotor, asap industri, dan polutan lainnya.
Partikel debu dan asap ini dapat membumbung ke udara dan menghalangi sinar matahari dalam melewati atmosfer.
Akibatnya, cahaya matahari dipantulkan dan diserap oleh partikel debu dan polusi tersebut.
Inilah kenapa langit yang sudah terpapar polusi udara akan tampak kabur, buram, dan berwarna keabu-abuan.
Selain itu, jumlah partikel polutan di atmosfer juga dapat memengaruhi jarak pandang dan kejelasan mata kita dalam melihat.
Semakin banyak partikel-partikel tersebut, semakin buram dan kurang jelasnya langit terlihat.
Baca Juga: Selalu Menyinari Langit Malam, Berapa Lama Bintang Bisa Hidup di Alam Semesta?
Efek Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa menuju kota. Perpindahan ini dipicu oleh kebutuhan dan pembangunan di kota lebih maju dibanding di desa.
Jika suatu kota telah dipenuhi banyak penduduk, maka akan terjadi kepadatan penduduk.
Sebab, penduduk yang pindah ke kota membutuhkan ruang untuk tinggal, bekerja, dan melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain.
Oleh sebab itu, dibangunlah gedung-gedung tinggi, jalan raya yang sibuk, dan infrastruktur perkotaan lainnya dapat menciptakan efek kanyon perkotaan.
Efek ini menyebabkan peningkatan polusi udara dan penghalang fisik yang mengurangi jarak pandang langit.
Selain itu, di kota banyak lampu dan penerangan buatan yang tersebar di seluruh wilayah.
Cahaya kota yang berlebihan menyebabkan langit malam terlihat lebih terang dan mengaburkan pandangan bintang dan langit malam yang sebenarnya.
Nah, itulah penjelasan mengenai pemandangan langit kota berbeda dengan langit di desa.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa itu spektrum? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR