Tornado biasanya terbentuk dalam awan badai yang disebut awan cumulonimbus, yang dapat membentuk batang gelap yang terlihat seperti tubuh tornado.
Proses terjadinya tornado bergantung pada adanya perbedaan suhu dan kelembaban udara di atmosfer.
Biasanya, zona di mana udara hangat dan lembab bertemu dengan udara dingin dan kering menjadi area potensial untuk pembentukan tornado.
Perubahan arah dan kecepatan angin dengan ketinggian di atmosfer menjadi faktor penting dalam pembentukan tornado.
Ketika udara hangat dan lembab yang bergerak naik bertemu dengan udara dingin dan kering yang bergerak turun, terjadi perbedaan kecepatan dan arah angin di sepanjang front udara.
Perbedaan ini menyebabkan udara berputar secara horizontal.
Rotasi horizontal yang ada kemudian dipengaruhi oleh naiknya udara di supel, yang menghasilkan rotasi vertikal.
Tak lama kemudian, muncul kolom udara yang berputar secara vertikal yang terhubung dari dasar awan sampai ke awan di atasnya.
Apabila leheran terus tumbuh dan memperkuat, ia akan menurunkan dirinya menuju permukaan bumi.
Selama proses ini, terbentuk pusaran udara di sekitar leheran yang kemudian mencapai tanah dan membentuk tornado yang terlihat.
Tornado api yang juga dikenal sebagai "fire whirl" atau "fire tornado" adalah fenomena yang terjadi ketika angin kencang dan kebakaran yang besar menghasilkan putaran udara panas yang membentuk tornado yang menyala.
Baca Juga: Fenomena Alam Aneh, Kenapa Batu-Batu di Death Valley Bergerak Sendiri?
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR