Bobo.id - Salar de Uyuni adalah salah satu danau garam terbesar di dunia, terletak di dataran tinggi Bolivia.
Fenomena alam ini memiliki luas sekitar 10.582 kilometer persegi.
Dengan keunikannya, tempat ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang ke Amerika Selatan.
Dengan bentuk yang sangat luas dan dijuluki sebagai gurun garam, kira-kira dari mana asal garam tersebut?
Bila teman-teman ingin mengetahui asal dari garam di Salar de Uyuni, maka simak dulu sejarah terbentuknya danau garam ini.
Salar de Uyuni berasal dari bekas danau prasejarah yang mengering, sekitar 40.000 tahun yang lalu.
Dulunya danau ini dikenal sebagai Danau Minchin namun lama kelamaan mulai berubah.
Pada masa itu, danau ini masih merupakan bagian dari laut prasejarah, lo.
Seiring berjalannya waktu, Danau Minchin mengering dan meninggalkan lapisan garam yang sangat tebal di permukaan.
Garam ini terbentuk melalui proses evaporasi, yaitu proses menguapnya air laut.
Saat air laut menguap maka akan ada sisa mineral yang terlarut, seperti garam.
Baca Juga: Fenomena Alam Danau Asam di Kawah Ijen, Bagaimana Bisa Terbentuk?
Tapi selain itu, ada beberapa faktor lain yang menyebabkan adanya banyak garam di Salar de Uyuni.
Sebelumnya dijelaskan bahwa garam di danau ini merupakan hasil evaporasi.
Tapi tentu hanya dari proses evaporasi jumlah garam tidak akan sebanyak ini.
Ada faktor lain yang menjadi penyebab banyaknya garam hingga disebut gurun garam.
Faktor lain yang mempengaruhi ada banyak garam di tempat ini adalah aktivitas geologis yang terjadi.
Danau ini terletak di atas cekungan endoreik, yang berarti air yang masuk ke danau tidak memiliki jalan keluar.
Air yang masuk mengandung mineral-mineral yang terlarut, termasuk garam.
Air dengan kandungan garam yang tinggi itu kemudian terperangkap di danau karena kurangnya aliran keluar.
Selama ribuan tahun, mineral-mineral ini terus menumpuk dan membentuk lapisan garam yang tebal di dasar danau.
Dengan kurun waktu yang sangat lama itu, tentu tumpukan garam bisa mencapai beberapa meter.
Sehingga tempat ini menjadi tempat dengan cadangan garam yang tinggi.
Baca Juga: Akibat Fenomena Alam Ini Matahari Bisa Sejajar dengan Puncak Gunung Fuji, Kok Bisa?
Garam di Danau Salar de Uyuni memiliki kualitas yang sangat baik dan sering dieksploitasi secara komersial.
Banyak warga setempat yang menggali garam dari permukaan danau ini dan mengolahnya menjadi berbagai produk.
Produk dari garam itu banyak dijual di pasar lokal maupun ke negara lain.
Meski adanya gurun garam ini meningkatan perekonomian warga sekitar, ternyata ada dampak buruk dari hal itu.
Eksploitasi garam di Danau Salar de Uyuni juga menimbulkan masalah lingkungan.
Proses penambangan yang tidak terkendali dapat mengganggu ekosistem danau dan merusak lapisan garam yang ada.
Jadi, penting untuk memastikan kegiatan eksploitasi garam dilakukan secara bertanggung jawab.
Selama ini banyak warga sekitar melakukan proses pengambilan garam secara tradisional.
Para pekerja menggali garam dari permukaan dengan alat sederhana, seperti sekop dan cangkul.
Garam yang telah dikumpulkan kemudian dipilah, dibersihkan, dan dikeringkan sebelum siap untuk dijual.
Dengan cara tradisional ini, jumlah garam yang diambil akan terkendali dan tidak memberikan dampak buruk.
Baca Juga: Apa Penyebab Terjadinya Fenomena Alam Perubahan Warna Danau Kelimutu?
Selain menjual garam, sebenarnya warga sekitar juga diuntungkan dengan adanya banyak wisatawan yang datang berkunjung.
Nah, itu beberapa penjelasan asal usul adanya garam di Salar de Uyuni, yang merupakan fenomena alam terkenal di Amerika Selatan.
Artikel ini dibuat dengan bantuan Ai dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Di mana Salar de Uyuni berada? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR