Komet terbentuk di daerah terluar nebula Matahari yang cukup dingin sehingga es yang mudah menguap dapat mengembun.
Biasanya, komet sangat jauh dari Bumi. Namun, ada masanya ketika mereka mendekat karena Bumi bergerak mengelilingi Matahari.
Komet dan remahan debu atau meteoroid dari asteroid itu akan memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.
Saat perjalanan masuk atmosfer Bumi ini, meteor yang berjatuhan itu bergesekan dengan partikel udara sehingga menciptakan panas.
Hal ini akan membuat meteor yang masuk atmosfer semakin terkikis, sehingga kita bisa melihat cahayanya di langit malam.
Batuan meteor yang jatuh dengan semburat garis bercahaya ini sering juga disebut sebagai bintang jatuh.
Ketika meteor yang kita lihat sebagai bintang jatuh itu tak terbakar habis, maka akan jatuh ke Bumi dalam bentuk batuan kecil.
Hujan meteor di 2023 ini akan terjadi hampir di setiap bulan. Bahkan, terdapat beberapa bulan hujan meteor terjadi lebih dari satu kali.
Berapa Banyak Meteorit yang Jatuh ke Bumi?
Untuk memperkirakan berapa banyak meteorit yang berhasil menghantam Bumi, maka diperlukan penelitian dan analisis data.
Sama penasarannya denganmu, Gonzalo Tancredi, astronom di University of the Republic Uruguay pun mencoba melakukan analisis data.
Baca Juga: Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan dari Asteroid, Komet, Meteoroid, Meteor, dan Meteorit?
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR