Bobo.id - Teman-teman, apa yang kamu ketahui tentang Samudra Arktik atau Kutub Utara?
Kutub Utara disebut Arktik karena berasal dari bahasa Yunani yaitu arktikos, yang memiliki arti utara.
Wilayah Kutub Utara atau Arktik adalah lautan yang dikelilingi oleh daratan. Lautannya dilapisi oleh es, dan dikelilingi oleh permafrost.
Permafrost adalah lapisan tanah tebal yang beku.
Menurut pemantauan NASA, pada akhir musim dingin, lautan Antartika dan Arktik selalu diselimuti es yang sangat luas.
Tapi, uniknya bentangan es itu tidak selalu berkesinambungan.
Selalu ada retakan terbuka yang memperlihatkan lautan di antara hamparan es, yang dikenal dengan julukan fenomena Polynya.
Nah, pada artikel kali ini, Bobo akan mengajak teman-teman untuk mengenal fenomena Polynya. Yuk, simak!
Apa itu Fenomena Polynya?
Polynya adalah area perairan yang terbuka dan tidak membeku di tengah lautan es atau di sekitar es laut yang mengapitnya.
Secara sederhana, polynya adalah "lubang" di antara es laut yang terbuka, teman-teman.
Baca Juga: Misterius, Ada Fenomena Alam Es Bernyanyi di Antartika, Apa Penyebabnya?
Adapun istilah "polynya" diambil dari bahasa Rusia, yang memiliki arti "lubang air" sesuai dengan kondisi aslinya.
Polynya terbentuk karena beberapa faktor, termasuk perbedaan suhu, arus laut, dan angin.
Ketika angin dan arus laut mendorong es laut ke satu arah, polynya dapat terbentuk di area di mana es sebelumnya berada.
Selain itu, ada juga polynya yang terbentuk akibat proses alami seperti upwelling, yaitu saat air yang lebih hangat dan kaya nutrisi naik ke permukaan, melelehkan es di sekitarnya.
Dilansir dari Earth Observatory NASA, polynya yang ada di pesisir terbentuk ketika angin lepas pantai yang kuat memindahkan es laut agar menjauh dari benua.
Dampak Fenomena Polynya
Polynya memiliki beberapa dampak penting di ekosistem Arktik.
Fenomena ini menciptakan area yang terbuka bagi hewan-hewan laut seperti paus, anjing laut, dan burung laut untuk bernapas dan mencari makanan.
Polynya juga menyediakan akses bagi suhu dan salinitas yang berbeda, sehingga berkontribusi pada sirkulasi air laut dan sirkulasi termohalin di wilayah tersebut.
Sirkulasi termohalin adalah proses pergerakan arus lautan berskala besar yang disebabkan oleh perbedaan karakteristik temperatur dan salinitas lautan.
Sedangkan pada sisi yang lain, perubahan pola dan karakteristik polynya dapat memengaruhi dinamika ekosistem Arktik.
Baca Juga: Ada Fenomena Alam Gelembung Beku di Danau Abraham Saat Musim Dingin, Apa Itu?
Misalnya, perubahan iklim dan peningkatan suhu global telah menyebabkan penurunan luas dan ketebalan es laut di beberapa wilayah Arktik.
Ketika ketebalan dan luas lapisan es laut berkurang, maka organisme yang tinggal di sana akan kesulitan.
Nah, itulah penjelasan tentang fenomena Polynya yang terjadi di perairan Arktik.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa itu permafrost? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR