Dilansir dari Live Science, asteroid itu melaju dekat Bumi dengan kecepatan sekitar 86.000 kilometer per jam.
Batu itu terbang menuju Bumi dari arah Matahari. Hal ini membuat silau Matahari jadi membutakan teleskop.
Para astronom juga tidak menangkap angin dari batu seukuran bangunan bertingkat itu ketika benda itu lewat.
Barulah dua hari setelahnya, yakni pada 15 Juli 2023, beberapa teleskop mendeteksi adanya batuan asteroid.
Meskipun tak bisa terdeteksi oleh para astronom, namun asteroid 2023 NT1 tidak begitu berbahaya bagi Bumi, kok.
Setelah menghitung lintasan asteroid, para astronom mengatakan tidak ada risiko dampak yang akan segera terjadi.
Faktanya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa Bumi aman dari asteroid selama kurang lebih 1.000 tahun ke depan.
Matahari Jadi Titik Buta
Tahukah teman-teman? Matahari menjadi titik buta yang terkenal dalam pencarian asteroid dekat Bumi.
Asteroid 2023 NT1 yang baru saja lewat minggu lalu bukan satu-satunya batuan yang tidak terdeteksi oleh NASA.
Pada tahun 2013, asteroid sepanjang 18 meter mengikuti jalur yang sama melalui silau Matahari.
Baca Juga: Mengenal Okultasi, Fenomena Planet yang Terlihat Bercahaya di Dekat Bulan
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR