Ketika konsentrasi atau jumlah garam di laut meningkat, maka air laut cenderung tampak lebih jernih.
Sebab, jumlah garam tinggi dapat mengurangi jumlah partikel-partikel dan zat organik dalam laut.
Air laut yang jernih memungkinkan cahaya Matahari menembus lebih dalam dan hasilnya air laut tampak hijau atau biru.
Sebaliknya, ketika konsentrasi atau jumlah garam menurun, maka air laut tampak keruh atau bahkan kecokelatan.
Warna air laut dipengaruhi oleh cara cahaya Matahari berinteraksi dengan lingkungan sekitar, termasuk dasar laut.
Misalnya, ada dasar laut berwarna putih dari pasir karang, berwarna cokelat dari lumpur, atau gelap dari batu vulkanik.
Perbedaan warna pada dasar laut ini dapat memantulkan ke permukaan air laut dan memengaruhi warna air di atasnya.
Jika dasar laut berwarna putih, air laut di atasnya tampak lebih cerah. Kalau dasar lautnya gelap, air laut juga akan gelap.
Jika dasar laut memiliki banyak lumpur, kekeruhan tersebut dapat mempengaruhi warna air laut.
Air laut yang lebih keruh atau berisi banyak partikel biasanya akan tampak lebih kecokelatan atau kekuningan.
Nah, itulah penjelasan mengapa warna air laut bisa berbeda-beda. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Mengenal Milky Sea, Fenomena Alam Langka saat Air Laut Jadi Bercahaya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR