Tekanan gas di dalam ruang magma meningkat seiring dengan semakin mendekatnya magma ke permukaan.
Ketika tekanan ini mencapai batas tertentu, gunung berapi bisa meletus, melepaskan magma, gas, dan abu vulkanik.
Terkadang, letusan gunung berapi yang sangat kuat dapat mengosongkan ruang magma secara signifikan di bawah permukaan.
Hal ini dapat menyebabkan atap ruang magma runtuh, membentuk depresi besar di tanah, yang dikenal sebagai kaldera.
Nah, Kawah Putih ini merupakan salah satu kaldera yang terbentuk setelah letusan kuat di kawasan Gunung Patuha.
Setelah kaldera itu terbentuk, maka air hujan yang turun mulai menumpuk di dalamnya dan membentuk sebuah danau.
Perubahan aktivitas vulkanik dari waktu ke waktu juga menyebabkan perubahan karakteristik air danau, seperti warna.
Berbeda dari kawah lain yang memiliki air hijau cerah, air di Kawah Putih ini berwarna putih kehijauan yang khas.
Yap, warna putih itu menyerupai kapur karena adanya kandungan senyawa kimia tertentu dalam air dan lumpur.
Warna air di Kawah Putih ini disebabkan oleh kandungan belerang yang tinggi. Belerang ini berasal dari aktivitas vulkanik di sekitarnya.
Ketika magma mendekati permukaan Bumi, gas belerang pun dihasilkan dan langsung mengepul ke atmosfer.
Baca Juga: 8 Fakta Fenomena Alam The Pinnacles di Australia, Pernah Lihat?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR