Bobo.id - Meski terlihat luas dan besar, sebenarnya Planet Bumi hanya menempati ruang kecil dalam tata surya, lo.
Yap, ada banyak sekali benda langit yang ada di ruang angkasa. Salah satu yang sering dibicarakan adalah asteroid.
Asteroid adalah benda langit di tata surya yang berukuran kecil dibanding planet, namun lebih besar dari meteoroid.
Berbeda dengan komet, asteroid tidak memiliki ekor dan unsur pembentuknya adalah bebatuan dan juga logam.
Ada jutaan asteroid dalam sistem tata surya dan diperkirakan merupakan sisa-sisa dari planet yang hancur.
Asteroid itu ukurannya bervariasi. Ada yang kecil, tapi ada juga yang sangat besar hingga membahayakan Bumi.
Penmuan Asteroid Berpotensi Berbahaya
Dilansir dari Live Science, para astronom telah menemukan asteroid besar seukuran gedung pencakar langit dekat Bumi.
Asteroid itu ditemukan berkat algoritma baru yang dirancang untuk memburu batuan luar angkasa yang berbahaya.
Benda langit itu kini dinamai asteroid SF289 2022. Ukurannya mencapai 180 meter atau dua kali Patung Liberty!
Yap, asteroid itu memang cukup besar dan mengorbit cukup dekat Bumi sehingga dianggap asteroid yang berpotensi berbahaya.
Baca Juga: Ada Asteroid Besar Melintas Dekat Bumi Tapi Tak Terdeteksi, Kok Bisa?
Asteroid itu masuk salah satu dari sekitar 2.300 objek yang digolongkan dapat menyebabkan kerusakan di Bumi.
Sementara itu, para astronom juga menyebutkan bahwa kira-kira ada lebih dari 3.000 asteroid yang belum ditemukan.
Namun, kerusakan ini bisa terjadi ketika ada tabrakan langsung. Untungnya, tidak ada risiko tabrakan dengan batu ini.
Mendekati Bumi Sejak Tahun Lalu
Algoritma pengamatan bernama HelioLinc3D itu menjelajahi jalur pengamatan ruang angkasa dan mengidentifikasi gambar awal asteroid.
Asteroid itu mendekati Bumi pada September 2022, ketika ia terbang dalam jarak sekitar 7,2 juta kilometer dari planet kita.
Sayangnya saat diamati tahun lalu, cahayanya terlalu redup untuk ditangkap teknologi pengamatan ruang angkasa.
Namun, para astronom di seluruh dunia gagal mendeteksi asteroid dalam data teleskop pada titik mana pun.
Hal ini karena batu besar yang disebut asteroid itu selama ini dikaburkan oleh cahaya bintang Bima Sakti, teman-teman.
Kini, para peneliti sedang menguji algoritma baru yang dibuat khusus untuk mendeteksi asteroid besar dari potongan data kecil.
Observatorium Vera C. dengan teleskop mutakhir di pegunungan Chili juga akan memulai perburuan asteroid di awal 2025.
Baca Juga: Para Astronom Menemukan Kuasi Bulan Baru di Orbit Bumi, Apa Itu?
Melakukan Perburuan Asteroid
Dilansir dari Space.com, untuk menemukan asteroid pertama, para ilmuwan menguji data arsip dari survei Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System.
Survei itu diketahui mengambil setidaknya empat gambar dari titik langit yang sama setiap malamnya, teman-teman.
Pencarian mengungkapkan sesuatu yang telah dilewatkan oleh survai itu, yakni asteroid besar yang baru ditemukan.
Padahal, asteroid itu terlihat dalam tiga gambar langit terpisah yang diambil pada 19 September 2022 dan tiga malam berikutnya.
Survei itu mengharuskan sebuah objek muncul dalam empat gambar terpisah yang diambil dalam satu malam sebelum disebut asteroid.
Karena asteroid SF289 2022 tidak memenuhi kriteria itu, dunia tidak pernah tahu kedekatannya dengan planet kita.
Algoritma HelioLinc3D yang baru, sementara itu, dirancang untuk menyatukan deteksi asteroid dari data yang jauh lebih sedikit.
Observatorium Rubin menyebut akan memindai langit hanya dua kali dalam semalam dengan detail yang jauh lebih tinggi.
Para astronom yakin kalau SF289 2022 hanya puncak gunung es pendeteksi asteroid untuk Rubin dan algoritme baru.
Nah, itulah informasi terkait penemuan asteroid besar yang berpotensi berbahaya. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
Baca Juga: Benarkah Asteroid 2023 DW Akan Menabrak Bumi Pada Tahun 2046? Ini Penjelasannya
----
Kuis! |
Apa yang dimaksud dengan asteroid? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR