Pemanasan global menyebabkan air laut menjadi lebih hangat dan mengakibatkan ekspansi termal atau perubahan volume karena perubahan suhu.
Air laut yang lebih hangat mempunyai volume yang lebih besar dibandingkan air laut yang lebih dingin, sehingga menyebabkan permukaan laut naik.
Fenomena ini juga menyebabkan gletser dan es di daratan mencair karena suhu yang lebih tinggi.
Menurut jurnal Nature Communications, serangan petir naik sekitar 10 persen mengikuti kenaikan suhu setiap 1,8 derajat Fahrenheit.
Pada dasarnya, pemanasan global dapat memengaruhi pola cuaca dan iklim di berbagai wilayah.
Dalam beberapa kasus, pemanasan global dapat berdampak pada perubahan atmosfer yang menciptakan kondisi yang lebih menguntungkan untuk pembentukan badai dan petir.
Perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan kelembaban atmosfer, sehingga memicu pembentukan awan yang menghasilkan petir.
Kelembaban yang lebih tinggi dapat menyediakan lebih banyak "bahan bakar" bagi badai petir.
Ini terjadi karena partikel-partikel air bertabrakan dalam awan dan menghasilkan muatan listrik yang memicu petir.
Petir-petir inilah yang kemudian menjadi penyebab utama kebakaran hutan di beberapa wilayah.
Bulan April tahun 2023 ini, NASA menemukan fakta bahwa permukaan air laut naik dalam jumlah besar.
Baca Juga: Fenomena Alam yang Sering Terjadi, Ini 6 Gempa Bumi Terbesar di Dunia
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR