Bagi keduanya, Danau Satonda adalah fenomena alam langka karena airnya yang lebih asin dari air laut.
Dari hasil penelitiannya, basin Satonda muncul bersamaan dengan terbentuknya kawah lebih dari 10.00 tahun lalu.
Sebelum berisi air asin seperti sekarang, ternyata dulunya danau ini sama dengan yang lain, berisi air tawar.
Hal ini dibuktikan dari deposit gambar di awah endapan yang menyerupai mineral laut di pingggir danau.
Danau itu kemudian dibanjiri dengan air laut yang merembes melalui celah dinding kawah yang runtuh.
Ilmuwan Kazmierczak juga mengambil sampel mirip karang yang disebut stromatolit atau sembulan mikrobial.
Kehadiran mikroba ini menjadi sangat menarik karena menunjukkan kalau danau ini menyerupai lautan purba.
Bagi para ilmuwan, Danau Satonda ini menjadi model lingkungan kontemporer yang mencerminkan kondisi lautan zaman purba.
Dalam perkembangannya, Kempe dan Kazmierczak menuliskan, hujan membuat permukaan air danau jadi lebih tawar.
Dugaan lain yang menyebabkan berkurangnya kadar garam air permukaan danau adalah letusan Tambora pada 1815.
Selain dua ilmuwan itu, ada juga yang berpendapat lain berkaitan dengan air asin di Danau Satonda ini, lo.
Baca Juga: Jadi Fenomena Alam yang Ditunggu, Ini 6 Hujan Meteor Terindah di Dunia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR