Bulan Baru biasanya tidak terlihat dari Bumi karena sisi yang disinari tidak menghadap kita.
Pada fase bulan sabit, sisi bulan yang disinari oleh Matahari mulai menjadi terlihat dari Bumi dalam bentuk sabit yang tipis.
Selanjutnya, fase perbani pertama, bulan tampak seperti setengah lingkaran.
Terakhir, bulan purnama adalah bulan berada di sisi yang berlawanan dengan Matahari dari Bumi, sehingga seluruh sisi yang disinari oleh Matahari terlihat dari Bumi
Setelah bulan purnama, penampakan bulan yang terlihat dari Bumi berkurang hingga mencapai Bulan Baru lagi.
Tahap selanjutnya yakni perbani kedua, yakni setengah bagian bulan yang disinari oleh Matahari masih terlihat dari Bumi, tetapi dengan bagian yang berlawanan.
Lalu, fase sabit mengecil, terlihat bulan semakin menyusut dan membentuk sabit yang menghadap ke arah berlawanan dengan bulan sabit pertama.
Kemudian, bulan terus berkurang dan tampak sebagai fase gibbous yang semakin mengecil.
Kembali ke fase pertama, bulan mencapai posisi antara Bumi dan Matahari lagi, dan siklus fase bulan dimulai kembali.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
Baca Juga: Tidak Hanya Muncul saat Malam, Kenapa Bulan Bisa Tampak di Siang Hari?
----
Source | : | space.com,KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR