Bobo.id - Langit malam selalu menarik dilihat, apalagi ada Bulan dengan bentuk yang berbeda-beda tiap harinya.
Tak hanya bentuknya, kalau diperhatikan, ternyata warna Bulan juga sering berubah-ubah jika dilihat dari Bumi.
Bisa berwarna kuning terang, bisa juga oranye. Ketika gerhana Bulan total, maka warnanya berubah jadi merah.
Yap, Bulan yang terlihat dari Bumi memang punya kemampuan untuk memancarkan warna yang bervariasi.
Meskipun fenomena seperti ini sering membuat kita bingung, namun ternyata ada penjelasan ilmiahnya, lo.
Faktor Pencahayaan Matahari
Seperti kita tahu, Bulan adalah sebuah objek langit yang tidak bisa menghasilkan cahaya terangnya sendiri.
Artinya, warna yang kita lihat pada Bulan adalah hasil dari cahaya Matahari yang dipantulkan oleh permukaannya.
Ketika cahaya Matahari mencapai Bulan, beberapa bagian permukaannya bisa lebih terang atau lebih gelap.
Saat Bulan di posisi penuh atau purnama, cahaya Matahari datang dari arah yang hampir tegak lurus pada permukaannya.
Hal ini menghasilkan penerangan hampir merata di sebagian besar area permukaan Bulan sehingga warnanya cenderung putih.
Baca Juga: Bisa Terlihat dari Indonesia, Kapan Super Blue Moon Terlihat di Langit Malam?
Namun, ketika Bulan berada di posisi yang lebih rendah, cahaya Matahari harus melewati lapisan atmosfer yang tebal.
Partikel di atmosfer ini dapat menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek, teman-teman.
Akibatnya, kita bisa melihat cahaya Bulan dengan warna merah dan oranye yang dominan. Bulan tampak hangat.
Sementara saat posisi Bulan lebih tinggi, blocking dari atmosfer Bumi membuat Bulan terlihat putih kebiruan di siang hari.
Kondisi Atmosfer dan Efek Optik
Tahukah teman-teman? Atmosfer Bumi memiliki peran besar dalam perubahan warna Bulan yang terlihat dari Bumi.
Partikel-partikel dan molekul di atmosfer ini disebut mampu memantulkan dan menyebarkan cahaya Matahari.
Efek ini menciptakan penampakan cahaya berwarna saat Matahari terbit atau tenggelam, juga berdampak pada Bulan.
Selain itu, fenomena alam seperti letusan gunung berapi atau kebakaran hutan bisa menghasilkan asap di atmosfer.
Ternyata, fenomena alam seperti ini bisa mengubah warna Bulan menjadi lebih kemerahan atau oranye, lo.
Efek optik atmosfer, seperti penyebaran cahaya juga dapat memengaruhi warna yang terlihat oleh mata manusia.
Baca Juga: Hanya Terjadi Sekali Tiap Tahun, Apa Itu Fenomena Oposisi Saturnus?
Saat cahaya melewati atmosfer, penyebaran cahaya bisa mengubah spektrum cahaya yang mencapai mata kita.
Apa Warna Bulan Sebenarnya?
Meski tampak berwarna kuning atau oranye, namun ternyata warna Bulan adalah abu-abu. Mengapa bisa begitu?
Warna abu-abu pada Bulan dikarenakan sebagian besar mengandung oksigen, silikon, magnesium, besi, kalsium, dan alumunium.
Ada juga batuan Bulan berwarna hijau yang dikenal sebagai olivine. Namun, jumlahnya tidak terlalu banyak.
Batuan Bulan yang berwarna lebih terang adalah feldspar plagioklas. Sementara yang lebih gelap adalah piroksen.
Sebagian batuannya adalah batuan vulkanik yang kemudian dikeluarkan dari dalam Bulan selama letusan gunung.
Meskipun warna asli bulan adalah abu-abu kecokelatan, persepsi tentang warna ini bisa bervariasi dalam kondisi tertentu.
Bersumber dari Live Science, Bulan bersinar karena permukaannya memantulkan cahaya yang berasal dari Matahari.
Kecerahan pada Bulan yang dilihat dari Bumi bergantung pada posisi bulan dalam orbitnya mengelilingi planet.
Meski begitu, warna cahaya Bulan yang berbeda inilah yang membuat Bulan terlihat mempesona saat malam hari.
Baca Juga: Tidak Hanya Muncul saat Malam, Kenapa Bulan Bisa Tampak di Siang Hari?
----
Kuis! |
Dari mana cahaya yang dipancarkan Bulan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR