Bobo.id - Sebagai anak Indonesia, tentu kita memiliki kewajiban untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila di sekolah.
Setiap sila Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang bisa kita pelajari dan terapkan saat bersosialisasi dengan orang lain.
Contohnya nilai keagamaan, menghargai pendapat orang lain, kerja keras, rendah hati, mengutamakan persatuan, rela berkorban, dan melaksanakan keputusan bersama.
Nilai-nilai Pancasila juga dapat diterapkan di dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya bidang pendidikan.
Di sekolah, kita diajarkan untuk menghormati orang lain, menghargai perbedaan, dan melakukan gotong royong.
Namun, nilai-nilai Pancasila tersebut tidak dapat terlaksana jika kita bersikap egois dan tidak peduli terhadap orang lain.
Pada pelajaran PPKn, kita akan belajar menyebutkan contoh tantangan penerapan nilai Pancasila di bidang pendidikan.
Yuk, temukan kunci jawaban pertanyaan di atas dari penjelasan berikut ini!
Berikut ini beberapa contoh tantangan yang bisa ditemukan ketika hendak menerapkan nilai Pancasila pada bidang pendidikan.
Setelah mengetahui poin-poin tantangan tersebut, kita akan mencari penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: Mengenal Nilai Pancasila pada Zaman Kerajaan Nusantara, Materi PPKn
Kemajuan teknologi dapat menjadi tantangan dalam penerapan nilai Pancasila jika kita tidak bisa memanfaatkannya dengan bijak.
Misalnya, teknologi seharusnya digunakan untuk memudahkan kegiatan dan tugas kita di sekolah.
Namun, banyak siswa yang memanfaatkannya untuk bermain games atau media sosial pada saat pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu.
Salah satu nilai luhur Pancasila adalah mengutamakan persatuan, sesuai sila ketiga Pancasila.
Sikap mengutamakan persatuan bisa diterapkan di sekolah maupun di kelas dengan berani menerima perbedaan dan bertoleransi.
Sebaliknya, sikap egois atau mengutamakan diri sendiri justru dapat menghambat terwujudnya persatuan di lingkungan sekolah.
Indonesia terdiri dari beragam perbedaan, baik dari individu masyarakat hingga kebudayaannya.
Pancasila mengajarkan kita untuk bersatu dan menerima perbedaan tersebut. Jika kita tidak bisa menerima perbedaan di lingkungan masyarakat, maka penerapan Pancasila tidak akan terwujud.
Di sekolah, kita harus menerima perbedaan gender, agama, usia, kebiasaan, hobi, dan karakter teman-teman, supaya belajar mengembangkan toleransi.
Indonesia terdiri dari berbagai daerah dengan adat dan budayanya masing-masing yang istimewa.
Tidak ada daerah yang budayanya lebih baik daripada budaya daerah lain, jadi kita harus menghormati daerah lainnya.
Baca Juga: Bagaimana Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Masa Reformasi?
Di sekolah, teman-teman harus belajar menghormati teman yang berasal dari daerah lain supaya tidak terjadi perpecahan akibat saling menyombongkan daerah.
Di sekolah, kita harus bergaul dengan semua teman tanpa membeda-bedakan supaya persatuan dapat terwujud.
Oleh karena itu, sikap tidak mau bergaul dapat menjadi tantangan terhadap penerapan Pancasila, karena menghambat persatuan.
Dengan era globalisasi, kita bisa mengenal beragam budaya dari negara lain dengan cepat dan mudah.
Namun, masuknya budaya asing ini jangan sampai menghambat penerapan Pancasila, teman-teman.
Meski ada banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, kita tetap harus selektif dan menyesuaikan dengan budaya asli Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi, agama, dan sebagainya).
Warga negara Indonesia yang menerapkan Pancasila wajib menghindari tindak diskriminasi ini, karena dapat memicu perpecahan masyarakat.
Teman-teman masih ingat apa maksud Pancasila sebagai ideologi terbuka?
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki arti Pancasila bergerak seiring perkembangan aspirasi masyarakat yang sesuai dengan kehidupan bangsa Indonesia dan perkembangan zaman.
Oleh karena itu, kita sebagai pelajar sekaligus masyarakat Indonesia juga harus terbuka terhadap perkembangan zaman tanpa melupakan nilai Pancasila.
Baca Juga: Tantangan Penerapan Pancasila sebagai Dasar Negara pada Masa Awal Kemerdekaan
Bersikap terbuka berarti mau membuka diri terhadap sesuatu yang baru dengan selektif atau hati-hati.
Kemajuan teknologi memudahkan kita menerima informasi global dengan mudah, namun kita tidak boleh mengikuti atau mudah menerima berita bohong.
Sebab, berita-berita bohong sering kali dapat mengancam integrasi nasional dan persatuan masyarakat.
Korupsi berarti penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Korupsi juga bisa terjadi di lembaga pendidikan, dan merugikan banyak orang.
Masyarakat yang menerapkan nilai-nilai Pancasila seharusnya tidak melakukan tindak korupsi, begitu juga kita sebagai pelajar.
Pelajar bisa menghindari korupsi dengan tidak berkata bohong, jujur ketika membayar uang sekolah, tidak curang ketika membeli sesuatu di kantin, dan sebagainya.
----
Kuis! |
Apa saja nilai-nilai luhur Pancasila? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR