Bobo.id - Berada di atas tiga lempeng tektonik aktif membuat wilayah Indonesia punya banyak gunung berapi.
Sekarang, jumlah gunung berapi di Indonesia mencapai 129 buah dengan 80 di antaranya berstatus berbahaya.
Ada gunung yang aktif meletus setiap beberapa tahun sekali. Ada juga gunung api yang aktif tapi jarang meletus.
Meski sering memberikan dampak buruk bagi masyarakat, gunung api meletus juga memberi dampak positif!
Selain tanah yang jadi subur, gunung meletus juga bisa membentuk wilayah bernama kawah dan kaldera.
Sama-sama terbentuk karena fenomena alam gunung meletus. Apa perbedaan kawah dan kaldera? Simak, yuk!
Kawah dan kaldera adalah dua kenampakan geologis yang sering dikaitkan dengan fenomena alam gunung meletus.
Meskipun keduanya terkait dengan fenomena vulkanik, kawah dan kaldera memiliki karakteristik yang berbeda.
Bahkan, proses pembentukan kawah dan kaldera karena gunung api meletus pun berbeda. Berikut penjelasannya:
Kawah adalah depresi atau lubang yang terbentuk pada puncak gunung berapi atau di sekitar sisi gunung berapi.
Kawah bisa memiliki berbagai ukuran, dengan diameter mulai dari beberapa meter hingga beberapa kilometer.
Baca Juga: Mengenal The Wave, Fenomena Alam Unik Bukit Pasir Bergaris di Amerika
Contohnya adalah Kawah Mauna Loa, Kawah Gunung St. Helens, Kawah Gunung Fuji, dan Kawah Ijen.
Sementara itu, kaldera adalah struktur geologi besar yang biasanya berbentuk cekungan yang dalam dan luas.
Kaldera terbentuk ketika sebuah gunung berapi mengalami erupsi besar dan melepaskan material vulkaniknya.
Material yang dilepaskan ini cukup besar sehingga dapat menyebabkan runtuhnya puncak gunung dan membentuk kaldera.
Contohnya adalah Kaldera Yellowstone di Amerika, Kaldera Tambora di Pulau Sumbawa, dan Kaldera Santorini.
Meskipun sama-sama berkaitan dengan aktivitas vulkanik, ternyata proses pembentukan kawah dan kaldera berbeda.
Pada kawah, wilayahnya bisa terbentuk melalui berbagai cara, tergantung pada jenis erupsi gunung berapi.
Erupsi eksplosif yang melepaskan banyak material vulkanik, seperti batu dan abu, seringkali menghasilkan kawah.
Erupsi ini bisa melepaskan tekanan besar yang menyebabkan runtuhnya bagian puncak gunung, membentuk lubang.
Hal ini terjadi karena material vulkanik yang dilepaskan membuat rongga di atas atau di sekitar lubang erupsi.
Terkadang, kawah bisa terbentuk melalui erosi oleh aliran lava terus menerus sehingga membentuk kawah kecil.
Baca Juga: Great Barrier Reef, Fenomena Alam Terumbu Karang Terbesar di Dunia
Kaldera terbentuk selama erupsi gunung berapi yang sangat dan besar dan kuat melepaskan banyak material.
Tekanan dari dalam gunung berapi sangat besar sehingga menyebabkan puncak gunung runtuh ke dalam lubang.
Hasilnya adalah berupa cekungan besar yang dalam dan luas dengan dinding curam di area sekelilingnya.
Kaldera seringkali memiliki bentuk cekungan yang dalam dan bisa mencapai puluhan hingga ratusan kilometer!
Selain pengertian dan proses terbentuknya, berikut ini perbedaan karakteristik kawah dan kaldera. Simak, yuk!
Karakteristik kawah:
Karakteristik kaldera:
O iya, di dalam kaldera sering kali ada beberapa kawah, mata air panas, dan fumarol yang mendukung aktivitas vulkanik.
Nah, itulah perbedaan kawah dan kaldera yang terbentuk akibat fenomena alam gunung meletus. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Ada Fenomena Alam Hutan Batu di Tiongkok, Bagaimana Terbentuknya?
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Apa berapa banyak gunung api di Indonesia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR