Bobo.id - Limbah organik, terutama sisa makanan, adalah masalah yang dialami hampir semua orang di seluruh dunia, lo.
Limbah jenis ini memang bisa diurai, namun pengolahan yang salah justru bisa merusak lingkungan.
Pada materi IPA, teman-teman akan diajarkan cara mengurangi limbah organik, khususnya limbah berupa sisa makanan.
Pengolahan limbah organik yang salah bisa menyebabkan kerusakan lingkungan hingga beragam jenis penyakit muncul.
Padahal saat limbah organik diolah dengan cara yang benar akan memberikan banyak dampak baik, lo.
Selain pengolahan yang tepat, teman-teman juga bisa mengurangi adanya limbah organik di rumah.
Berikut akan dijelaskan cara mengurangi dan pengolahan limbah organik agar tidak menyebabkan terlalu banyak penumpukan sampah.
Langkah pertama yang bisa teman-teman lakukan adalah memisahkan sampah organik dan non-organik di rumah.
Sampah organik meliputi sisa makanan, daun, ranting, dan bahan-bahan organik lainnya.
Dengan memisahkan sampah ini, teman-teman dapat mengirimnya ke fasilitas pengomposan atau membuat kompos sendiri.
Ini membantu mengurangi jumlah limbah organik yang berakhir di tempat pembuangan sampah.
Baca Juga: Mengenal Limbah dari Pengertian hingga Jenis-Jenis Berdasar Senyawanya, Materi IPA
Selain itu, cara ini juga berguna untuk melakukan daur ulang pada limbah non organik.
Sehingga cara ini akan memberikan dampak besar pada kondisi lingkungan di sekitar kita.
Jika teman-teman memiliki kebun atau cukup ruang di halaman belakang, coba untuk membuat kompos sendiri.
Kompos adalah proses alami yang mengubah sisa makanan dan bahan organik lainnya menjadi pupuk yang berguna untuk tanaman.
Dengan cara ini, teman-teman tidak hanya mengurangi limbah organik, tetapi juga menghasilkan pupuk.
Pupuk ini bisa teman-teman gunakan untuk bercocok tanam di rumah atau sekedar menyuburkan tanah di halaman rumah.
Cara ini akan membuat teman-teman memiliki lingkungan yang subur dengan tanaman yang tumbuh rindang.
Manfaat yang didapatkan pun bisa dirasakan dalam jangka panjang dari udara menjadi segar hingga tanah subur untuk bercocok tanam.
Salah satu penyebab utama limbah organik adalah pemborosan makanan baik yang dimasak sendiri atau membeli.
Agar lebih bijak dalam penggunaan makanan, teman-teman bisa merencanakan makanan yang akan dimakan sehari-hari dengan cermat.
Buat daftar belanjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan usahakan untuk tidak membeli makanan dalam jumlah yang berlebihan.
Baca Juga: Jadi Zat yang Dibuang dari Tubuh Manusia, Apa Kandungan dalam Urine?
Dengan perencanaan makanan yang baik, teman-teman dapat menghindari sampah organik berlebih.
Bahkan cara ini juga bisa mengatur pengeluaran harian dengan lebih baik, lo.
Ada beberapa jenis sisa makanan yang bisa digunakan kembali dengan cara yang kreatif, tentunya.
Misalnya, sayuran yang mulai layu bisa dijadikan sup atau tumis. Roti keras dapat diubah menjadi tepung roti atau kue roti.
Dengan sedikit kreativitas, teman-teman dapat mengurangi limbah organik dan sekaligus menghemat uang.
Banyak orang dan mungkin teman-teman justru membuang makanan begitu melewati tanggal kedaluwarsa.
Padahal ada beberapa jenis makanan yang masih aman dikonsumsi, lo. Jadi, baiknya gunakan indera penciuman dan penglihatan untuk menilai apakah makanan masih segar.
Cara ini dapat membantu mengurangi pemborosan makanan dan limbah organik.
Nah, itu beberapa cara yang bisa teman-teman lakukan bersama keluarga untuk mengurangi limbah organik di rumah.
Baca Juga: Apa Dampak Negatif Limbah Pabrik bagi Lingkungan dan Kehidupan?
----
Kuis! |
Apa dampak limbah organik? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR