Penguapan air tawar ini kemudian meninggalkan kadar garam di permukaan Laut Mati menjadi lebih tinggi, teman-teman.
Di Laut Mati, lapisan air bagian atasnya bersuhu hangat dengan kandungan garam tinggi, sementara di lapisan dalam bersuhu dingin dengan kandungan garam rendah.
Akibat adanya peristiwa alami, garam yang berada di lapisan permukaan dapat turun ke permukaan bawah membentuk 'jari-jari'.
Dengan suhu dingin di permukaan yang lebih dalam, garam tersebut kemudian mengendap dan membentuk kristal garam.
Kristal garam tenggelam ke dasar, sehingga terbentuklah fenomena 'Hujan Salju Garam'.
Semakin hari, jumlah kristal garam ini semakin bertambah, hingga sekarang memiliki ketebalan sekitar 4 meter.
Uniknya, ketebalan kristal garam bertambah dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun.
Menurut Livescience, sejauh ini tidak ada danau asin lain di Bumi yang mengalami fenomena unik seperti di Laut Mati ini.
Seperti yang sudah dituliskan di atas, Laut Mati memiliki kadar garam yang sangat tinggi, bahkan 10 kali lebih banyak daripada air laut pada umumnya.
Akibat kondisi ini, hampir tidak ada kehidupan organisme yang dapat bertahan di dalamnya.
Tidak hanya itu, dibandingkan air permukaan lainnya, air di Laut Mati sangat kental dan memberikan daya apung yang tinggi bagi manusia.
Baca Juga: 5 Lokasi yang Memperlihatkan Fenomena Alam Gunung Pelangi, Mana Saja?
Jangan Sampai Salah, Ini Ciri Keju yang Masih Aman di Makan dan yang Harus Dihindari
Source | : | livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR