Setiap bahan bakar fosil terbentuk dalam waktu jutaan tahun, sehingga ketika jumlahnya di alam mulai menipis, kita harus menunggu waktu lama agar tersedia kembali.
Oleh karena itu, agar menghemat bahan bakar fosil, manusia mulai menggunakan energi alternatif.
Pemanfaatan bahan bakar fosil ternyata juga memberikan dampak negatif dan konsekuensi bagi lingkungan.
Ketika bahan bakar fosil ini dibakar, mereka melepaskan gas karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya.
Kemudian, gas-gas tersebut akan memerangkap panas di atmosfer, dan menjadi penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global.
Pemanasan global dapat berdampak buruk bagi lingkungan, misalnya naiknya suhu lingkungan, cuaca yang tidak menentu, gletser di kutub mencair, permukaan laut meningkat, dan sebagainya.
Dampak di atas juga dapat memberikan kerugian bagi manusia.
Oleh karena itu, manusia berupaya untuk mencegah dampak buruk pemanasan global, salah satu caranya dengan menggunakan energi alternatif.
Energi alternatif diketahui tidak melepaskan gas karbon dioksida dan gas rumah kaca sebanyak bahan bakar fosil.
Energi alternatif juga disebut teknologi ramah lingkungan. Apa itu?
Bersumber dari Kemendikbud, teknologi ramah lingkungan (sustainable technology) merupakan bentuk penerapan teknologi yang memperhatikan prinsip pelestarian lingkungan.
Baca Juga: 20 Contoh Hak dan Kewajiban Siswa di Bidang Budaya, Materi Kelas 4 SD
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR