Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu mendengar suara gemuruh misterius sebelum gunung berapi mengalami erupsi?
Faktanya, ada dua jenis suara yang akan terdengar sebelum berlangsungnya fenomena erupsi.
Pertama yaitu gemuruh yang keras, kedua berupa sambaran petir yang muncul dari gumpalan gunung berapi.
Suara kedua itu sering disebut sebagai guntur vulkanik, karena suaranya terdengar mirip seperti guntur pada saat hujan.
Bersumber dari National Geographic, para ilmuwan berhasil merekam guntur vulkanik yang sampai saat ini hanya diketahui sedikit orang.
Rekaman audio tersebut kemudian diterbitkan dalam Geophysical Research Letters.
Nah, kali ini Bobo akan mengajak teman-teman mengenal fenomena alam guntur vulkanik ini dari penjelasan berikut.
Yuk, simak!
Guntur vulkanik yang berhasil direkam oleh para ilmuwan ini berasal dari Gunung Bogoslof di Kepulauan Aleutian barat daya Alaska.
Dalam waktu delapan bulan, mikrofon secara otomatis menangkap dua jenis suara yang terdengar bersamaan, yakni suara ledakan dan retakan petir.
Kemudian, para ilmuwan melakukan pemeriksaan silang peta guntur vulkanik, sehingga diketahui ada dua suara yang berbeda.
Baca Juga: Mengenal Fenomena Alam Cincin Api di Samudra Pasifik, Apa Keunikannya?
Setelah itu, ilmuwan mencari tahu penyebab terjadinya guntur vulkanik ini.
Ternyata, mirip dengan petir yang terbentuk di awan, guntur vulkanik terjadi ketika listrik mengalir di antara partikel bermuatan positif dan negatif.
Namun, berbeda dengan petir di atmosfer, guntur dari erupsi gunung berapi terbentuk lebih dekat ke permukaan tanah.
Selain itu, guntur vulkanik tidak selalu bergerak ke bawah. Itu terlihat seperti serangkaian aliran listrik bergerigi yang tampak keluar dari kawah gunung.
Berdasarkan suaranya, gemuruh dan guntur vulkanik yang terdengar ketika erupsi sama sekali berbeda.
Gemuruh saat gunung erupsi terdengar lebih rendah dan dalam. Sedangkan suara guntur vulkanik terdengar seperti bunyi 'klil' dan letupan singkat.
Guntur terbentuk karena panas yang sangat tinggi dari petir menyebabkan udara di sekitarnya meluas dengan cepat.
Saat petir menyambar, suhu di sekitarnya dapat mencapai lebih dari 30.000 derajat Celsius. Panas ini menghangatkan udara di sekitarnya dengan sangat cepat.
Udara yang dipanaskan dengan cepat mengembang dengan cepat. Ekspansi ini menciptakan gelombang kejut yang merambat keluar dari lokasi petir.
Gelombang kejut ini merupakan gelombang tekanan yang merambat melalui udara.
Gelombang tekanan ini menciptakan suara yang kita kenal sebagai guntur. Guntur adalah suara getaran udara yang sangat cepat dan kuat.
Baca Juga: Fenomena Alam yang Indah, Ini 5 Keunikan Sungai Aare dengan Air Biru yang Mempesona
Suara ini merambat dengan kecepatan suara, sekitar 1.225 kilometer per jam (atau sekitar 761 mil per jam) dalam udara pada suhu kamar.
Meskipun guntur terdengar keras, jaraknya untuk bisa terdengar sebenarnya terbatas, teman-teman.
Suara guntur biasanya hanya terdengar hingga sekitar 10-15 kilometer dari lokasi petir.
Secara ilmiah, saat petir menyambar, itu menciptakan ozon atau oksigen yang terdiri dari tiga atom oksigen, di atmosfer.
Ini menyebabkan adanya aroma segar yang tercium sesaat setelah badai petir.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Mengapa disebut guntur vulkanik? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR