Puncak gunung ini mencakup tiga kaldera, yang terbentuk secara alami akibat letusan dahsyat.
Dua kaldera yang berusia lebih tua, membentuk cekungan berukuran 12 kilometer kali 15 kilometer.
Sementara kaldera yang berusia lebih muda, yakni Era Kohor, terbentuk akibat aktivitas letusan 2 juta tahun terakhir.
Meskipun Gunung Emi Koussi tidak aktif secara erupsi dalam beberapa ribu tahun, wilayah ini memiliki sejarah aktivitas geologi.
Uniknya, ada perbedaan iklim antara Gurun Sahara dan Gunung Emi Koussi, yakni lingkungan gurun yang keras dan puncak berapi yang beriklim lebih dingin.
Gunung ini juga mendukung beberapa vegetasi dan kehidupan hewan yang unik yang telah beradaptasi dengan kondisi ekstrem.
Tahukah kamu? Ternyata sekitar 11.000 dan 5.000 tahun yang lalu, Gurun Sahara pernah ditumbuhi tanaman hijau di bukit pasirnya.
Peristiwa ini terjadi setelah zaman es terakhir berakhir. Curah hujan di Sahara juga meningkat, sehingga gua yang tadinya gersang bisa menjadi danau.
Sekitar 9 juta kilometer persegi wilayah Afrika Utara berubah menjadi hijau, yang dipenuhi rerumputan dan semak yang subur.
Namun saat ini, kita melihat Gurun Sahara sebagai hamparan pasir berwarna kecokelatan.
Baca Juga: 6 Fenomena Langit Bulan November 2023, Akan Ada 3 Hujan Meteor!
Salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan dari wilayah yang hijau menjadi gurun adalah perubahan iklim.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR