Menghasilkan cahaya, kilatan petir dapat mengubah warna langit malam dari gelap menjadi terang sejenak.
Warna kilatan petir bervariasi dari putih terang hingga merah, ungu, atau bahkan biru, tergantung pada jenis badai dan komposisi atmosfer.
Badai petir sering kali juga merupakan bagian dari pola cuaca ekstrem yang dapat mencakup hujan deras, angin kencang, dan hujan es.
Di beberapa daerah tertentu, badai petir juga bisa menyebabkan banjir dan kerusakan bangunan dan properti milik manusia.
Ilmuwan lebih mudah memprediksi badai petir di siang hari karena adanya dorongan sinar matahari yang memanaskan permukaan bumi.
Gabungan antara udara hangat dan lembap yang naik melalui atmosfer, akan bertemu dengan udara dingin.
Kemudian, udara hangat akan mendingin, angin mengembun membentuk hujan, dan udara dingin tenggelam ke permukaan tanah.
Nah, badai petir malam hari juga disebabkan oleh beberapa faktor yang sama seperti badai saat siang. Namun, cara faktor alam berinteraksi sangatlah berbeda.
Pada malam hari, lapisan udara di dekat permukaan tanah lebih sejuk dan stabil, sehingga badai petir terbentuk di wilayah aktif yang stabil ini.
Menurut perkiraan, badai petir malam lebih sering terjadi pada ketinggian 500-1.000 meter di atas permukaan tanah.
Ukuran tinggi ini setara dengan dua hingga tiga kali tinggi Menara Eiffel.
Baca Juga: Punya Lapisan Batu yang Mengagumkan, Ini 5 Keunikan Fenomena Alam Grand Canyon
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR