Namun, Argoland membentuk daratan yang terpecah menjadi beberapa bagian, sehingga para ilmuwan masih terus mencari di mana akhir pecahan benua itu.
Menurut perkiraan, akhir bagian Argoland berada di suatu tempat di utara Australia, atau sekitar Asia Tenggara.
Dalam jurnal Gondwana Research, para ilmuwan menemukan pecahan tanah kuno yang terpecah di seluruh Indonesia dan Myanmar.
Akan tetapi, pecahan tersebut ternyata tidak cocok dengan pecahan Argoland.
Kemudian, para ilmuwan kembali melakukan penelitian, dan menemukan sisa-sisa lautan kecil berusia 200 juta tahun lalu.
Kemungkinan sisa-sisa itu terbentuk akibat kekuatan tektonik yang juga membelah Argoland.
Maka dari itu, para ilmuwan terus berupaya menemukan seluruh bagian Argoland hingga ke wilayah Asia Tenggara.
Meski terdengar aneh, benua yang hilang sebenarnya merupakan peristiwa geologi yang bisa terjadi, teman-teman.
Benua tidak hilang dalam arti tiba-tiba menghilang dari permukaan Bumi, karena membutuhkan waktu sangat lama hingga sebuah daratan tidak terlihat lagi.
Ada beberapa alasan mengapa benua bisa "hilang" atau berubah bentuk.
Baca Juga: Danau Tertinggi di Dunia, Ini 5 Keunikan Fenomena Alam Danau Titicaca
Pertama, benua bisa berkurang ukurannya adalah melalui proses subduksi. Ketika dua lempeng tektonik bertemu, salah satu lempeng dapat mendorong di bawah lempeng lainnya.
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR